bab 2: Kapten

511 58 32
                                    

TW; darah, kekerasan

[Name] melepas pakaiannya di ruang ganti dengan celana panjang hijau gelap dan kaos hitam yang menempel di tubuh. Surainya ia ikat tinggi dan pergelangan tangannya dibalut perban. Dia bersedekap dada, memandangi para tahanan yang dituntun berbaris ke dalam kapal.

"Semua sudah masuk, senior." Seorang lelaki muda berlari ke arah [Name], "Tapi ada masalah lain."

[Name] mengangkat alis. Dia dituntun ke dek kapal, dimana sekerumunan alien yang bertampang baja menatapnya tajam. Siapa orang-orang sok keras ini? Batinnya bertanya. Semuanya nampak kontras dengan perawakan bajak laut. [Name] lebih dari tahu siapa alien-alien itu: mereka adalah bawahan dari si penjarah Bargoba. Tapi Bargoba telah dinyatakan tewas dalam pertempuran merlawan Tappops pekan lalu.

Hipotesis bermunculan di benaknya. Apa tujuan mereka? Apa mereka datang untuk memata-matai?

Kemudian seorang yang sangat berbeda dari yang lain maju menghadap padanya. Mulanya bersitatap tajam seakan ada petir tak terlihat yang saling bertabrakan diantara mereka. Lalu kemudian, dia tersenyum lebar dan konyol (dalam prespektif [Name]).

"Mau cuci kapal? Cuci kapal suci! Siap basuh! Polish! Dan vakum luar dalam!" Lelaki yang surainya ungu gelap memberikan jempol ke wajah [Name] yang mengerut.

"Aha macam?"

Para bajak laut yang lain maju membuat formasi melintang. Semuanya berwajah sangat menyebalkan. [Name] sontak memegang gagang dari pedangnya di pinggang. Siap ditodongkan kapan saja. Pergerakannya diikuti para Intel lain.

Namun—

"CUCI SUCI LIMA KALI~ DAPAT SATU KALI CUCI FREEEE!!" Mereka semua menari ria, mepraktikkan menggosok ubin dan dinding. Menenteng ember-ember berisi; sikat, sabun, dan lap.

[Name] menghela napas. Apa-apaan makhluk itu. Mereka tidak punya waktu untuk cuci kapal dan ada kemungkinan mereka lancang memasuki kapal, membuka berkas penting dan kemungkinan paling buruknya adalah pengintaian.

"Tidak, kami akan pergi sekarang." [Name] menolak walau sebenarnya kapal telah lama belum dicuci. 

Gadis bersurai cokelat itu memanggil Flint, "Flint! Cepat nyalakan mesin!" Titahnya.

Flint nampak melipat tangan di punggung, kepala sedikit menunduk. "Anuh..." Dia bergumam, "Maaf..."

"Ada apa?"

"Kapalnya kehabisan bahan bakar, dan kedet bilang ada sedikit kerusakan di mesinnya."

[Name] menghela napas sedangkan si ketua pencuci kapal tersenyum kemenangan tanpa ada yang tahu. Si Kapten dari organisasi pencuci kapal itu tersenyum ramah, "Kami pun jual bahan bakar!"

Alien ini bersikeras sekali. "Cuci dek kapal saja dan isi bahan bakar. Aku akan masuk memperbaiki mesin." Titah [Name] disertai gerutu.

Dia mengikat rambutnya tinggi-tinggi, menggelung lengan panjang. Tangannya terulur meminta kunci inggris pada kedetnya kemudian masuk ke ruang mesin yang hologramnya memancarkan kedipan warna merah.

Butuh waktu lama [Name] berkutat dengan mesin-mesin di dalam ruangan pengap itu. Dia berulang kali mengusap peluh, namun sebanyak apapun waktu yang dia habiskan, mesin tak sedikitpun bertambah baik. Justru semakin memburuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

(Iᴍ)Pᴏssɪʙʟᴇ   | 𝐾𝑎𝑖𝑧𝑜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang