Prolog

714 76 335
                                    

Prolog

Jangan minta nikah hanya karena kamu sudah menyerah. Sebagai perempuan, tidak bisa jika terus-terusan bergantung pada lelaki. Hawa itu diciptakan untuk Adam. Bukan sebaliknya.

~Audian Laili_Mojok.co~

🦋🦋🦋🦋

Kira-kira seperti itulah kalimat pembuka yang Fauzi baca dari sebuah situs berita online. Fauzi atau sering dipanggil Uji terlihat menaikkan satu sudut bibirnya, matanya memicing saking fokusnya menatap layar ponsel.

Artikel itu sudah menarik perhatian Uji sejak ia membaca sebuah postingan yang terhubung dengan link artikel tersebut. Postingan itu dibuat dengan judul menarik yang kurang lebih berisi kritikan untuk kaum perempuan.

'Kuliah bikin cape, nikah aja ah.'

Seperti itulah judul yang tertulis dalam postingan akun berita online tersebut. Terdengar sarkas dan penuh hujatan. Sebuah kalimat yang mencuri perhatian pria itu untuk menjelajahi lebih jauh lagi.

Oke, memang wajar jika seseorang punya keinginan untuk menikah. Keinginan itu tidak salah, karena menikah memang keinginan semua orang. Siapa sih yang tidak ingin menikah di dunia ini?

Tidak menutup kemungkinan di dunia sebesar ini pasti ada orang yang tidak ingin menikah. Selain mereka gay atau lesbi, bisa jadi mereka punya trauma mendalam. Tapi sejauh ini Uji belum pernah bertemu orang seperti itu. Jadi menurut pengalaman pribadinya mengamati orang-orang, dia belum pernah bertemu orang yang tidak ingin menikah.

Jadi menurutnya keinginan menikah memang wajar, apalagi di fase hidup remaja beranjak dewasa seperti teman-teman seusianya.

Namun jika keinginan itu dikaitkan dengan sebuah keluhan, keinginan itu menjadi tidak 'wajar-wajar saja'. Salah satu contohnya keluhan yang terpampang di bagian poster tersebut. Ujung-ujungnya keinginan menikah justru jadi pelarian. Pelarian dari tugas kuliahlah, pelarian dari omongan tetanggalah, pelarian dari tuntutan orangtualah, pelarian dari pandangan society-lah dan masih banyak lagi.

Uji mendengus pelan lalu melanjutkan bacaannya.

Hal ini justru menunjukkan betapa lemahnya seorang perempuan dalam menjalani babak-babak kehidupan, kemudian ia menyerah, dan ingin segera bergantung kepada orang lain. Iya, enak banget ya, ia berharap, setelah bergantung pada orang tua, langsung bisa bergantung pada suami. Tanpa harus bekerja keras untuk mandiri dan bisa memenuhi kebutuhannya sendiri.

Inget ya, Hawa itu diciptakan untuk Adam. Bukan sebaliknya. Berarti perempuan itu diciptakan untuk menopang kehidupan lelakinya. Jika kemudian perempuan menikah agar dapat segera bersandar, maka ia melupakan konsep tersebut.

Konsep 'Hawa diciptakan untuk Adam' mengajak kita sebagai perempuan untuk mandiri. Bisa menyelesaikan masalah sendiri, tanpa bergantung pada orang lain.

Uji mengakhiri artikel tersebut dengan seulas senyum skeptis. Harusnya situs artikel ini bisa dibaca oleh teman-teman perempuannya. Konsep Hawa diciptakan untuk Adam bisa membuat perempuan-perempuan di luar sana tertampar bahwa betapa naif keinginan mereka untuk segera menikah dan berharap kehidupannya terbebas dari beban.

Mereka tidak tahu jika menikah bukanlah suatu pencapaian apalagi pelarian. Menikah adalah pekerjaan baru yang artinya menambah masalah baru.

Tapi bukan masalah menikah yang ingin Uji perdebatkan. Justru yang ingin ia tanyakan adalah mindset perempuan di luar sana. Mereka kenapa sih?


Capek dikit, ngomongnya mau nikah aja ah. Engga punya duit, ngomongnya mau nikah aja ah sama anak tunggal kaya raya. Punya banyak masalah, mintanya mau nikah aja ah biar ada pasangan yang bisa jadi tempat curhat seumur hidup.

Heey tidak seindah itu. Segala romantisasi sosial media yang menggambarkan pernikahan hanya berdurasi satu menit dari dua puluh empat jam yang mereka miliki. Keindahan-keindahan itu yang pada akhirnya mendoktrin para remaja untuk segera menikah muda. Tanpa tahu apa yang ada di dalamnya. Lebih tepatnya mendoktrin 'teman-temannya'.

Ya meskipun celetukan 'ingin nikah aja' sering dijadikan bahan candaan. Tapi lama kelamaan candaan itu tidak lagi terdengar lucu. Ya, setidaknya itu menurut Uji.

Pasalnya, sejak ia menginjakkan kaki di dunia kampus, Uji sering mendengar mahasiswi bicara seperti itu, baik yang kebetulan melintas di dekatnya ataupun celetukan teman-teman sekelas. Mereka selalu mengeluh 'capek kuliah mau menikah saja.'

Jujur, Uji muak mendengarnya.

Apa sih yang mereka pikirkan? Apa perempuan-perempuan di luar sana begitu lemahnya hingga ingin cepat-cepat merubah status dari beban keluarga menjadi beban suami? Intinya Uji muak dengan perempuan-perempuan bodoh seperti itu.

Jangan merasa tersinggung dulu.

Tidak semua perempuan memiliki pola pikir seperti itu, tapi tidak jarang juga ia mendapati teman-temannya mengeluh hingga membuatnya jengah. Ah, mungkin selama ini ia hanya bertemu dengan perempuan-perempuan dangkal.

Ia belum benar-benar menemukan perempuan pintar dan mandiri tapi tidak terlalu mandiri seperti yang ia inginkan.

Uji melipat tangan di dada. Segala sesuatu yang berhubungan dengan perempuan memang sulit dipahami. Mau bagaimanapun, logika pria tidak bisa memahami perasaan perempuan. Apalagi dengan berbagai jenis perbedaan karakter perempuan di dunia ini.

Bagi Uji, Jika ada sesuatu yang paling sulit ia pahami, maka sesuatu itu adalah perempuan. Perempuan sulit dimengerti namun penuh kejutan. Meski kejutan-kejutan itu menyulitkannya. Tapi, sesuatu yang menyulitkannya adalah sebuah tangtangan. Dan Uji suka tantangan. Karena itulah Uji suka bermain-main dengan perempuan.

Ralat. Bukan bermain-main. Lebih tepatnya mengamati perempuan dan menguji perspektifnya.

Karena, perempuan adalah tantangan.

Apalagi mudah baginya untuk mendapatkan perhatian orang lain karena ia tampan, ramah, mudah bergaul, pintar berbicara, dan pengertian. Itulah yang membuat perempuan bertekuk lutut dan merasa dicintai. Namun tidak banyak yang tahu jika seorang Uji itu ternyata, playboy.

Dia....

Pintar memikat hati perempuan.

He is player. Tapi, bukan sekelas kelinci berdasi, bukan juga sekelas buaya.

Ia sekelas kupu-kupu.

🦋🦋🦋🦋

• cuap author •

Hollaaa..
Akhirnya aku memutuskan untuk up cerita baru. Pengambilan tokoh Uji terinspirasi dari tokoh songkang di drama Korea Nevertheless. Tapi keseluruhan cerita ini tidak ada sangkut pautnya sama Drakor nevertheless.

Cerita ini merupakan spin off dari cerita petrichor. Tapi ga ada sangkut pautnya sama 'petrichor', jadi bisa dibaca terpisah.

Tolong bijak dalam membaca. Cerita ini bersifat subjektif. Jangan diambil hati 😂 tokoh Uji emang dibuat badas dengan segala argumentasinya yang kadang minta di tampol.

Kalo ada teks yang berantakan, silakan hapus dari library baru tambahin lagi.

Sumber artikel bercetak miring:
https://mojok.co/auk/pojokan/wahai-perempuan-kenapa-kamu-menyerah-dan-minta-nikah-aja/

-Happy reading-

PERSPEKTIFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang