Ryan...

1.8K 62 0
                                    

Part I

Ryan bersenandung kecil mengikuti irama earphone di telinganya. Ia sedang dalam perjalanan ke tempat tongkrongannya sepulang sekolah. Setelah berhenti sejenak di depan kedai untuk beli permen karet,ia melanjutkan perjalanannya ke warnet di ujung jalan. Ya,gadis ini lebih suka nongkrong di warnet daripada pulang langsung ke rumah.

Ya,ryan adalah seorang gadis_gadis tomboi tepatnya_ dengan rambut sebahu yang kadang acak acak an. ia paling malas kalau harus pulang ke rumah dan bertemu dengan ayahnya yang suka menceramahinya ini dan itu. Hubungannya dengan ayahnya memmang tidak begitu baik, sejak ibunya bercerai dan pergi meninggalkan ryan dan ayahnya. Ayahnya jarang ada di rumah dan tidak lagi memperhatikannya.sejak saat itulah ryan selalu mencari masalah dengan ayahnya mulai dari kenakalan kecil sampai kenakalan yang biasanya hanya anak laki laki yang melakukannya..

"Woi ry,telat lu.. gw udah naik satu level ni..." Bara langsung menyapaku saat aku datang. Bara adalah salah satu teman laki laki yang dekat denganku. "Gw lagi ga mood main,gw mau download aja ni..." balasku.

"yaahh,ga asik lo..." bara tak senang dengan penolakanku.

Prang...!!!!!!

Tiba tiba terdengar suara kaca pecah.

Bara mendongak untuk melihat apa yang tetjadi diluar. "Ry, si Topan tu"

Sialan.... udah gue duga kegaduhan itu ulah nya si Topan,preman SMA sebelah..

"Trus urusannya sama gw apaan bar?" Tanyaku polos pada Bara.

"Ga usah sok imut deh lo,lo harus ikutan di barisan depan ama gw ngadepin tuh kunyuk".

"Gw lagi males ni,lu aja deh ya..."

"Ga ada cerita! Lo harus ikut gw...!" Bara langsung menarik tanganku keluar ke arah Topan dan teman temannya itu...

"Ketemu juga gw ama kalian, gw ga bakalan lupain perlakuan kalian ama anak buah gw. Terutama ama cewek rendah ini...!!" Tunjuk si Topan ke arahku.

"jaga mulut lo botak!",semprotku langsung marah mendengar makiannya padaku,enak aja gw dibilang cewek rendah..

"Ciihh!!... awas aja lo...!!" Desisnya lalu mulai melayangkan tangannya hendak memukulku.

Aku langsung bergerak menghindar dan menangkap pergelangan tangannya dan kulayangkan tendanganku ke perutnya. Topan mengerang kesakitan sambil memegang perutnya.

Aku termasuk salah satu cewek yang lumayan dikenal di daerah sekolah dan tempat tinggalku... bagaimana tidak,aku sring berkelahi dengan para berandalan yang suka memancing mancing amarahku. Dan aku sangat suka ikut tawuran pelajar dimana hanya aku satu satunya cewek.. karena itu pula aku sering keluar masuk ruang BK.

Topan mulai mengarahkan tinjunya lagi ke wajahku dan aku pun langsung mengelak dan kulayangkan pula tinjuku pada hidungnya... kulihat hidungnya mengeluarkan darah.Bara dan teman teman Topan hanya memperhatikan ku dan kutatap Bara dengan kesal.

Langsung saja aku kembali ke dalam warnet untuk mengambil tasku dan bergegas pergi dari situ..

Sesampainya dirumah, seperti yang kuduga ayahku ada dirumah. Ayahku adalah seorang direktur di perusahaan properti..dan dirumah yang besar ini hanya tinggal aku dan ayahku serta beberapa pembantu.

Ayahku jarang sekali pulang,biasanya dia akan pulang kerumah simpanannya yang entah siapa namanya..lqgipula aku tidak peduli.

"akhirnya kau pulang,aku sudah menunggumu".

"Ada apa,aku mau tidur."jawabku cuek sambil menaiki tangga

Ayahku hanya menarik napas melihat tingkah acuh tak acuhku.

"Mulai minggu depan kau harus pindah ke seoul."kata ayah tiba tiba.

Refleks kuhentikan langkahku sambil memutar tubuh menghadap ayah . "apa?! ,becanda kan pa?!!"

"papa serius,visa dan paspormu sudah selesai kuurus,kau hanya harus mengepak barangmu dan terbang ke seoul"

"ada apa tiba tiba mengirimku ke seoul?? Aku tidak mau !"

"kau tidak dalam posisi memilih ryan, lagipula kau Sudah mengiasai bahasa korea dan kau tidak akan kesulitan beradaptasi disana"

"ini bukan masalah bahasa,tapi kenapa aku harus pindah? Apa kau akan menikahi simpananmu itu dan ingin menyingkirkanku!!"

"Jangan berlebiham ryan dan tutup mulutmu !. Aku mengirimmu karena Ibumu yang memintaku. Kami mempunyai kesepakatan saat bercerai kalau kami akan berbagi hak asuh tethadapmu,yaitu aku dari kau berumur 12 sampai 17 tahun,dan ibumu sampai kau dewasa dan bisa hidup mandiri"

Aku hanya bisa mendengarkan dengan ternganga di anak tangga.

"Dan sekarang adalah giliran ibumu yang menjagamu"

"Jadi itu sebabnya kau selalu gigih memasukkanku les bahasa korea saat aku smp?" Balasku nanar.

"Ya.. hanya itu yg ingin kukatakan...kau akan berangkat minggu depan..aku harus pergi sekarang" ayahku pun berlalu begitu saja meninggalkanku yang agak shock. Kupaksakan kakiku berjalan menuju kamar dan langsung rebahan di atas kasurku. Aku tidak tahu apakah harus senang atau tidak. Senang karena akan bertemu kembali dengan ibuku atau sedih karena meninggalkan kebebasan dan teman temanku didini..

Sang Penakluk CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang