Hari Pertama di Seoul

847 38 0
                                    

Ryan sudah kembali ke tempat duduknya di bagian sudut paling belakang, setelah mengantri di toilet pesawat.

Ya,ryan sedang berada di atas pesawat yang akan membawanya ke seoul,korea selatan.

Ia kembali memandangi langit dari jendela. Suasana dihatinya benar benar tidak secerah langit siang yang terpampang di depan matanya saat ini. Kembali teringat olehnya percakapan terakhirnya dengan sang ayah.

Saat itu 2 hari sebelum keberangkatannya ke seoul.

Ayahnya menunggunya sepulang sekolah di ruang tamu.

"Ryan,ayah ingin bicara serius denganmu".

"Tumben, apa ini tentang kepindahanku?"jawab ryan cuek.

Jujur dia masih bimbang dengan keputusannya .

"Ya,aku hanya ingin bilang kalau semuanya sudah selesai diurus wanita itu. Jadi kau bisa langsung masuk sekolah."

"Apa,Langsung masuk? Yang benar saja!. Aku harus membiasakan diriku dengan segala hal disana termasuk cuaca. Ayah tau kan disana berbeda dengan disini!."

Enak saja!, mana mungkin aku langsung masuk sekolah,tentu saja walaupun disuruh aku pasti akan membolos dihari pertama.

"Aku tau apa yang ada dipikiranmu itu ryan,kau pasti akan membolos dihari pertamamu. Kau pasti tahu sistem disana sangat ketat berbeda dengan disini. Kau boleh berkelahi dan cabut sesuka hatimu disini tapi kau tidak akan bisa seperti itu disana ryan."

"..."

Aku hanya diam, percuma aku berdebat dengan ayahku disaat suasana hatiku sedang bimbang seperti ini. Toh, sikapku tergantung pada sikap orang padaku.

"Bagaimanapun kau tidak akan bisa berkelakuan seperti disini. Jadi, jangan sampai kau merugikan dirimu sendiri."

Entah kenapa perkataan ayahku agak sedikit janggal dikepalaku tapi ya sudahlah. Ayahku bukan tipe seorang ayah yang akan mengkhawatirkan putri satu satunya. Yang ada dikepalanya hanya wanita simpanan sialannya itu.

Malah aku rasa ayahku akan sangat senang karena tidak ada lagi yang akan mengusik hidupnya dan wanitanya itu.

"Hanya itu yang ingin ayah bicarakan?

Sudah kan? Aku ngantuk mau tidur. Dah.!"

Tanpa menunggu jawaban ayah aku langsung berjalan ke kamar.

____

Haah,, kenapa aku harus mengingat laki laki itu sekarang?? Apa sebagian hatiku tidak ingin berpisah dengannya?

Mustahil! Aku benar benar tidak merasakan perasaan seorang anak terhadap ayahnya,setidaknya setelah tujuh tahun yang lalu saat dia memisahkan ikatan seorang ibu dan anak.

Teringat kembali saat keberangkatanku di bandara soekarno ,, teman teman seperjuanganku saat melakukan segala jenis kenakalan mengantarkan kepergianku. Mereka semua berjenis kelamin laki laki alias cowok .

Ya, aku memang lebih mudah dekat dengan anak cowok daripada anak cewek. Jujur saja jika aku dekat dekat dengan anak cewek hanya akan berujung pada perkelahian dan unpatan,jadi lebih baik aku menjauhi cewek terutama para geng borju.

"Ah,lo kok gitu sih ry, mau pergi bilangnya dadakan. Kan gak ada lo gak seru!. " ucap Bara temanku yang paling dekat.

"Sorry guys! Gue cuma gak mau lo lo pada ngitung semua utang gue. Hehe"

"Kampret lo! Awas aja kalau lo balik,bakalan gue porotin lo.sekalian lo bawa cewek korea kesini buat gue,tapi yang orisinil jangan oplas."

"Lo mau dia culik anak orang? Boro boro bawa cewek,deket deket cewek aja si ryan ogah..!" Balas Dito.

Sang Penakluk CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang