"Lagi-lagi kau jadi yang pertama. Kapan aku bisa sepertimu," keluh seorang anak perempuan berbadan gemuk. Dia iri pada sahabatnya yang lagi-lagi mendapat nilai terbaik di pelajaran olah raga. Sedangkan dirinya selalu dapat nilai terendah. Lari 500 meter, itu sangat dia benci. Dia tidak akan bisa menyusul teman-temannya."Kurangi makanannmu, itu karena tubuhmu terlalu gemuk -aduh!" Dia mendapat pukulan di bahunya.
"Bukan gemuk, tapi sehat, Lisa. Seharusnya kau harus menambah makanannmu agar tubuhmu tidak kurus seperti ini. Tinggimu saja kurang."
"Hei, Rosie. Kau mengejekku?!"
"Kau yang memulai!" Pertengkaran kecil selalu terjadi di antara mereka, tidak pernah absen. Lisa Manoban dan Roseanne Park sudah sangat terkenal di sekolahnya. Mereka adalah sahabat yang selalu bersama. Latar belakang keluarga mereka juga sama, berasal dari keluarga terpandang. Perbedaan yang kentara adalah tubuh mereka. Lisa kurus dan Rosé gemuk. Seperti angka 10 jika mereka berjalan beriringan.
Jam pelajaran olah raga sudah berakhir, saat ini masuk jam istirahat. Mereka berdua ke kantin untuk membeli makanan. Hari ini mereka tidak bawa bekal karena kesiangan.
"Traktir aku ya, Lisa." Rosé mengambil memesan makanan cukup banyak, lapar sekali sehabis olah raga.
"Ya, ambil saja yang kau mau." Uang saku mereka tidak sama dengan teman-temannya. Untuk ukuran anak Sekolah Menengah itu sangat banyak.
Mereka duduk di tempat yang biasa mereka tempati. Rosé tidak akan bicara selama makan dia benar-benar menikmati makanannya. Kadang Lisa merasa bosan dia tipikal orang yang suka bicara saat makan, walaupun itu bukan hal yang baik menurut beberapa orang.
Sambil menunggu sahabatnya selesai makan Lisa mengedarkan pandangannya. Tidak jarang ada beberapa anak gadis yang salah tingkah saat mata mereka saling memandang. Lisa anak yang cukup terkenal sudah sering dia mendapat surat cinta dari laki-laki atau pun perempuan.
Sosok perempuan mencuri perhatiannya, dia berjalan menunduk sambil memeluk buku tebalnya. Lisa belum pernah melihat anak itu. Sangat asing untuknya.
"Hei, Rosie kau tahu siapa dia." Rosé menoleh dengan mulutnya yang penuh. Dia sedang memakan mie kacang hitam. Dia menelannya terlebih dahulu sebelum bicara.
"Ah, itu anak baru, kaka kelas kita. Namanya Jennie Kim. Anak pintar. Dapat beasiswa." Jawabannya terdengar singkat. Jadi dia pindah karena beasiswa? Untuk apa sebentar lagi dia lulus kenapa menerima beasiswa itu? Bukankah hanya buang-buang waktu?
"Dia pasti tidak cukup terkenal karena aku baru mendengar namanya," ucap Lisa sambil meminum susu cokelat dingin miliknya.
Rosé sudah menghabiskan mie kacang hitam miliknya. Perutnya sangat kenyang sekarang. "Dia penyendiri, tidak punya teman. Yang aku tahu dia selalu menghabiskan waktunya di perpustakaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Jennie
FanfictionMomen yang tidak akan pernah aku lupa adalah saat aku mengucapkam 'hai' kepadamu. GxG