PROLOG

13 5 1
                                    

Baekhyun POV

Semilir angin sore menerpa beberapa helai rambut ku. Aku menghirup udara sambil tersenyum mengungkap kan rasa syukur ku pada Tuhan.

Aku bersyukur, sampai saat ini Tuhan masih mempercayai diriku untuk tetap hidup meskipun begitu banyak cobaan yang harus aku jalani.

Dan kesempatan ku masih di beri nafas ini justru membuat ku yakin bahwa 'Tuhan yang mencintai hambanya' itu memang nyata. Bukan hanya sebuah kalimat saja.

Aku mengepalkan kedua tangan ku. Meminta sesuatu kepada Tuhan yang sudah aku lakukan sejak dulu.

Aku berharap aku bisa melihat indahnya dunia hingga akhir kehidupan nanti. Hanya doa itu yang aku pinta kepada Tuhan. Dan semoga, Tuhan mengabulkan nya.

Aku tersenyum. Kemudian mata ku mengarah pada seorang anak kecil sekitar berumur 6 tahun tengah bermain sendirian di taman seluas ini.

Hey, kemana orang tuanya pergi? Apakah ia hanya sendirian disini? Setega itukah orang tua nya?

Karena aku khawatir, aku pun menghampiri anak itu. Ku sapa dirinya sambil ku beri sebuah senyuman supaya anak kecil itu tidak takut padaku.

"Hey, apa kau hanya sendirian disini?" Tanya ku sambil menatap maniknya.

Anak laki-laki itu hanya diam. Aku tahu, mungkin dirinya takut padaku. Tapi itu bukan masalah untuk ku. Aku bisa menangani nya.

"Kau mau permen?" Tanya ku lagi setelah aku merogoh satu permen di saku hoodie ku.

Anak itu menggeleng. Aku mengernyitkan kening ku heran.

"Waeyo?" Tanya ku.

"Kata Eomma, jangan menelima balang apapun dali olang yang tidak di kenal" Jawabnya dengan nada yang polos. Bahkan ia belum lancar berbicara R.

Aku tersenyum tipis. "Aku bukan orang asing lagi untuk mu. Mari berteman?" Tawarku.

Anak kecil itu tampak bingung. Mungkin ia bingung harus menjawab apa.

"Aku-"

"Sehun-ah!"

Aku dan anak itu menoleh. Seseorang tengah berlari ke arah kami. Apakah orang itu memanggil anak ini? Jadi anak ini namanya Sehun?

"Yaa Sehun-ah, Hyung mencari mu kemana-mana, rupanya kau disini. Dan- siapa dia?" Tanya orang itu.

Sehun menggeleng. Seperti nya akibat gelengan Sehun lelaki tinggi itu curiga padaku.

"Apa kau berniat jahat pada sepupu ku?" Tanya lelaki itu dengan nada dingin nya sambil meraih Sehun yang tadinya ku pegang jemari-jemari kecil nya.

Aku menegakkan posisi ku menjadi berdiri. Tersenyum miring ke arah lelaki itu. Seperti nya, lelaki seperti dirinya sangat egois jika dilihat dari cara dirinya menanggapi reaksi orang lain.

"Aku pikir kau orang yang egois" Ucap ku.

Aku melihat lelaki tinggi itu yang menyipitkan mata dan alis yang ia tautkan.
Seperti seseorang yang tersinggung.

"Kenapa kau mengatakan itu padaku?" Tanya nya masih dengan nada dingin namun sedikit tinggi.

"Terlihat dari cara mu merespon sesuatu"

Lelaki tinggi itu tampak tertawa remeh. "Hah, kau tau apa tentang dunia-"

"Aku seorang dokter psikiater anak" Sahut ku.

Diam. Lelaki tinggi itu hanya diam. Kemudian kembali tertawa dan terdengar meremehkan.

"Hahaha, dokter? Kau dokter psikiater anak? Lelucon macam apa itu? Manusia zaman sekarang memang pandai mengarang cerita" Ucap Lelaki tinggi itu.

"Mungkin menurut mu aku sedang mengarang cerita. Tapi lihat ini baik-baik" Ucap ku yang ikut mengeluarkan nada dingin ku. Kemudian aku mengeluarkan sebuah foto identitas dokter ku.

Lelaki tinggi itu hanya diam. Ia tidak merespon sesuatu. Hingga akhirnya ia berkata,

"Bagiku identitas mu tidak penting. Tapi itu akan sangat berguna jika kau membawa sepupu ini pergi"

Aku mendelikkan mata ku tak percaya mendengar apa yang lelaki jangkung itu katakan. Jadi ia menunduh ku seorang penculik? Benar-benar lelaki brengsek.

"Ya sudah, Sehun-ah, ayo pergi, atau kau akan di bawa oleh namja seperti dirinya" Ucap nya yang melirik pada ku.

Jujur aku marah, sangat. Tapi ini termasuk cobaan bukan? Lagipula, aku tidak bersalah. Tujuan ku hanya untuk berteman dengan anak kecil bernama Sehun ini. Dia begitu menggemaskan. Pipi nya gembil, aku suka.

"Hyung, dia bukan orang jahat. Dia baik, aku di beri permen oleh hyung ini" Kata Sehun menghentikan langkah lelaki jangkung itu.

"Oh ayolah Sehun, kenapa kau terlalu percaya pada dirinya? Dia itu orang jahat. Berikan kembali permen nya. Atau, kau bisa membuang nya"

Aku benar-benar sudah terlalu sabar. Bisa-bisa lelaki itu mengucapkan hal seperti Itu pada Sehun yang masih cukup kecil untuk mengerti soal hal-hal seperti itu.

"Nama mu Sehun, bukan? Sehun, simpan saja jika kau mau. Tapi jika tidak, kau bisa memberikan nya pada orang lain" Kata ku pada Sehun.

Sehun mengangguk.

"Ya sudah, sana pulang. Kita akan bertemu lagi jika kita berjodoh" Ucap ku sambil melepaskan jemari ku dari jemari anak kecil itu ketika lelaki jangkung itu membawa nya kedalam pelukan.

Aku tersenyum dan melambaikan tangan ku. Kemudian mengucapkan 'hati-hati' dan di balas dengan senyuman manis seorang anak kecil seperti dirinya.

















-Rabu, 11 Agustus 2021-

SACRIFICE [ChanBaek Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang