Chapter 1

306 21 0
                                    

"Sekarang, tolong berhenti!"

Jeritan panik memenuhi ruangan.

Tubuh berlumuran darah tergeletak tak bergerak di lantai.

Mata Frey berlinang air mata saat dia memeluk pria yang sepertinya sudah mati. Rambutnya, sehitam langit malam, berkeringat dan kusut. Bibirnya bergetar; seluruh tubuhnya berlumuran darah yang sepertinya milik Bliss.

Mulut Lissandro berkedut saat dia menatap keduanya dengan sayang.

Darah kental menetes dari pedangnya, mengubah karpet putih menjadi merah.

Dia dengan tenang melemparkan pedangnya ke tanah dan bertanya.

"Apa maksudmu berhenti?"

Pada pandangan pertama, suaranya yang bernada rendah mengejek Frey.

Pria itu mendekatinya dengan kakinya yang panjang, meraihnya di lengannya, menggenggam kepala Bliss, yang sekarang telah berubah menjadi mayat yang dingin, dan membuangnya.

Mata Frey bergetar saat dia menatap mayat tak berdaya yang berguling-guling di lantai.

Lissandro memaksanya untuk menatap matanya, meremas bahunya dalam upaya untuk mencapai satu-satunya teman dekatnya.

Frey merebut tangan dari bahunya dan menatap mata menjijikkan yang dipenuhi dengan cinta bengkok dan keinginan posesif.

Lisandro secara alami menarik tangannya, seolah dia tidak peduli, dan memaksa Frey berdiri.

Dia mengangkat sudut mulutnya, dengan lembut menggosok darah yang berceceran di wajah temannya.

"Aku sudah bilang."

“…”

"Jika kamu beralih ke bajingan lain selain aku, aku akan membunuh mereka semua."

Mata biru langit Lissandro bersinar samar.

Udara tajam mereda dengan berat, tetapi tangannya masih mencengkeram bahu Frey, yang sepertinya akan pecah karena tekanan kuat yang dia berikan, sampai-sampai pembuluh darah di bagian belakang telapak tangannya yang besar dan kuat membengkak.

Frey menatapnya, mengatupkan giginya agar tidak mengerang kesakitan. Matanya mulai berubah menjadi merah.

Lissandro menatap mata merah yang membengkak dan wajah yang sangat memikat. Itulah ekspresi yang membuatnya gila. Matanya tenggelam dalam.

Dia berpikir bahwa wajah cantik, tubuh, dan bahkan hati Frey, harus sepenuhnya miliknya.

Tapi, seolah mengejeknya, Frey dan sahabatnya, Bliss, mencoba kabur.

Jadi, dia membunuh Bliss. Dia berani mengambil Frey dari genggamannya.

Lissandro mencengkeram kepalanya dengan kasar, menekan bibirnya dengan lembut ke air mata bening yang mengalir tanpa henti.

Mata biru langit dipenuhi kegilaan.

“Ugh!”

Frey menarik kepalanya ke belakang, mengeluarkan erangan ringan.

Lissandro membuka mulutnya tanpa menghindari tatapan bermusuhan Frey.

"Siapa lagi yang akan kamu bunuh?"

Dengan senyum licik Lissandro, wajah Frey menjadi kasar…

* * * * *

Aahk!

“Aaaah..! Hah…”

Keringat menetes di tubuhku saat aku tiba-tiba terbangun.

Mimpi buruk itu membuat tubuh dan bibirku bergetar. Seolah-olah saya telah meneteskan air mata, cairan bening mengalir di pipi saya.

Dia Kakak Perempuan Pemimpin Pria Yandere Dalam Novel BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang