Pagi harinya, Sakura terbangun dengan tubuh yang segar. Sudah berapa lama ia tidak merasa kan tidur nyenyak seperti saat ini. Matanya seketika melirik kearah suara rengekan Ren dan juga Saki yang sudah bangun. Senyum lembut terbit di bibir nya dan ia mulai mencoba menenangkan kedua malaikat kecil itu.
Pintu kamarnya terbuka menampilkan Sasuke yang sudah terlihat lebih segar. Sepertinya pria itu habis mandi.
"Maaf, aku tidak mengetuk pintu terlebih dahulu." Ucapnya seraya mengambil alih Saki, mencoba menenangkan bayi mungil itu.
Sakura menggeleng, "Tidak masalah." Ia juga menggendong Ren yang semakin rewel ke dalam dekapannya.
Mata hitamnya melirik sejenak kearah Sakura sebelum kemudian berucap, "Sepertinya mereka haus?"
"Tidak, kurasa popoknya penuh." Jawab Sakura di akhiri kekehan. Dengan cekatan, Sakura membaringkan kembali Ren ke atas kasur dan mulai mengganti popoknya. Begitu selesai, Ren sudah tidak lagi merengek seperti tadi.
"Kemarikan Saki." Tangannya terjulur mengambil alih bayi yang di pegang Sasuke dan mulai mengganti popoknya juga.
Melihat bagaimana telatennya gadis itu merawat kedua bayi itu membuatnya tidak sadar memuji Sakura. "Kau hebat."
Blush, wajah Sakura memerah mendapat pujian dari Sasuke. Jujur saja, dalam masalah mengurus bayi seperti ini Sakura baru mempelajarinya dari Karin. Jadi mendapat pujian mendadak seperti ini membuatnya malu. Ia hanya menanggapinya dengan senyum canggung.
....
Dan di sinilah mereka berada. Di pusat perbelanjaan. Sasuke ternyata memiliki banyak pesanan kue tadi pagi. Dan pria itu belum membeli bahan apapun unuk membuat pesanan pelanggan.
"Ne, Sasuke-san. Bisakah kita ke toko itu dulu?" Tanya Sakura sembari menunjuk sebuah toko yang menjual perlengkapan bayi. Ia mengingat persediaan popok dan susu kedua bayi itu sudah menipis.
"Baiklah." Sasuke memimpin jalan dan memasuki toko yang di tunjuk Sakura tadi. Dan sudah ia tebak. Di dalam sana hanya berisi ibu-ibu yang membawa serta anaknya.
Sakura langsung saja menuju kearah tempat yang di butuhkannya. Mengambil troli yang di sediakan di depan pintu masuk, Sakura mulai mengambil popok dengan ukuran yang besar dan 4 kotak susu.
"Biar aku saja." Sasuke tiba-tiba mengambil alih troli yang di bawa Sakura. Ia melihat gadis itu yang kesusahan mengambil barang dengan Ren yang berada di gendongannya. Apalagi harus mendorong troli itu juga.
"Eh, Biar aku saja. Aku masih bisa membawanya kok."
"Aku hanya ingin membantu."
"Sudah biar aku saja. Kau juga sedang membawa Saki kan?" Kata Sakura melirik kearah bayi yang di gendong Sasuke.
"Kau hanya perlu memilih keperluan mereka. Biar aku yang membawanya." Sasuke mecoba mengambil alih troli tersebut namun di halangi oleh tangan Sakura.
"Iya aku tahu. Tapi aku masih sanggup membawanya." Sakura tetep keukeh pada pendiriannya.
Dasar keras kepala. Batin Sasuke kesal.
"Haduh....kalian ini. Kalau mau bertengkar jangan di sini donk. Ibu kan jadi susah lewat." Suara pelanggan lain menghentingkan pertengkaran Sasuke dan Sakura. Mereka menyingkir ke tepi dengan kikuk dan senyum canggung.
"Mereka itu sudah punya anak masih saja bertengkar. Dasar pengantin muda." Ibu tadi melenggang pergi dengan gerutuannya yang masih bisa di dengar oleh keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Twins
FantasyTakdir yang tanpa lelah menyatukan ribuan insan di dunia untuk bersatu. Melalui dua malaikat kecil, mereka yang tidak saling kenal bisa bersama. Tapi di setiap takdir pasti ada baik buruk nya. Kita akan lihat bagaimana cara mereka menghadapi takdir...