🍼🍼🍼

1.9K 198 15
                                    

Sasuke Pov

Haruno Sakura

Nama itu selalu teringang di kepalaku. Sejak pertemuan seminggu yang lalu aku selalu mengingat namanya. Dia telah mengusik kehidupan ku. Setiap hari mataku selalu melirik ke arah pintu. Aku tidak ingin berharap banyak. Tapi keinginan untuk melihatnya lagi, lagi, dan lagi selalu ada dalam benak ku. Aku selalu saja teringat padanya. Matanya yang berwarna hijau emerald, rambut merah mudanya yang tergerai indah, kulit mulus seputih susu tanpa celah, hidung kecilnya yang mancung, badan nya yang mungil dan juga bibirnya yang berwarna pink alami. Aku selalu berfikir apakah bibir nya terasa manis. Aku menggelengkan kepalaku  untuk mengenyahkan pemikiran memalukan itu.

Hari ini pelanggan tidak seramai biasanya, jadi aku bisa leluasan mengurus bayi ini. Sudah dua minggu lebih bayi ini selalu bersamaku. Aku juga sudah sedikit lebih mahir dalam mengurusnya. Walaupun masih ada beberapa hal yang aku tidak ketahui. Misalnya saat bayi ini tiba-tiba menangis tanpa sebab.

Brak

“Yo teme.” Dia menuju ke arahku dengan cengirannya membuatku menatap malas ke arahnya.

“Kau dan tatapan mu itu membuat pelanggan di sini kabur teme. Pantas saja dari tadi sepi. Hahahaha" spatula yang ku pegang  tepat sasaran mengenai kepalanya membuat Naruto berhenti tertawa dan mengaduh.

“Hn pergi dari sini jika tidak ada yang penting Dobe.”

“Shh..jahat sekali kau teme. Aku ke sini ingin memberitahumu bahwa dia sudah lepas dari pengawalan. Aku tidak tahu bagaimana caranya dia kabur. Seharusnya saat itu aku saja yang menjaganya. Tapi kau tahu sendirikan bagaimana ketua mesum itu?” Aku menyimak dengan jelas apa yang Naruto katakan. Jika dia sudah bebas, bisa terjadi kejadian satu tahun lalu akan terulang.

Tatapan ku memandang lurus ke arah nya dengan tatapan datar. “Terus awasi dia Dobe. Jangan sampai kejadian satu tahun lalu terulang lagi.”

“Tentu saja aku akan terus mengawasinya. Aku tidak akan memberitahu ketua mesum itu tentang rencana kita. “

“Hn, aku percayakan padamu" Aku kembali membuat adonan yang tadi sempat ku tunda. Naruto masih berdiri di samping ku dengan mata nya yang melirik ke arah meja samping. “Aku kira kau sudah melaporkan nya pada pihak berwajib. Ternyata kau masih merawatnya ya. Apa perlu aku selidiki Teme.” Tanya nya dengan penasaran. Aku melirik ke arah bayi itu yang sedang berceloteh yang sesekali tertawa.

“Tidak perlu. Aku akan mencari tahu sendiri nanti.”

“Baiklah kalau begitu aku pergi dulu Teme.” Aku melihat Naruto yang berjalan ke arah pintu dapur, tapi dia memberhentikan langkahnya. Tatapan jenaka dia layangkan kepadaku. “Makan nya cepatlah menikah Teme. Kau akan mempunyai anak sendiri nanti.  Hahahahaha JANGAN SAMPAI MENJADI BUJANG LAPUK SASUKE-TEME.” Setelah mengatakan itu kulihat Naruto lari terbirit-birit. Aku benar-benar akan menembak kepalanya nanti.

~~~~~

Hari sudah sore menjelang malam. Aku sekarang berada di supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan untuk satu bulan ke depan. Bayi dalam gendongan ku juga pastinya memiliki kebutuhan juga. Selesai berbelanja ku langkahkan kaki ku keluar supermarket. Tapi pandangan ku terpaku pada gadis berhelai merah muda yang sedang berdebat dengan seseorang.

Aku berpikir mungkin itu suaminya. Tapi saat pria itu menarik paksa bayi dalam gendongan gadis itu, membuatku berpikir bahwa dia orang jahat. Tatapan nya yang membunuh di tambah raut wajahnya yang mengeras. Aku segera berlari ke arah mereka kala pria itu akan melempar bayi yang di genggaman nya ke jalan. 

“APA YANG INGIN KAU LAKUKAN SIALAN. “

“Membunuhnya tentu saja"

Set

Baby TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang