EXTRA PART

22.9K 1.8K 103
                                    

Setelah Raffa dan Rasya berpelukan dengan isak tangis, yang disaksikan berpuluh-puluh pasang mata. kini kakak beradik itu berada di taman yang ada di samping hotel. bukan hanya mereka berdua saja, sahabat Bara, sahabat Rere, sahabat Rasya, ketiga teman Raffa, Regan, Rangga, Raven, Revan, Rico, Rio, dan juga Vino berada di sana. sedangkan para orang tua masih berada di dalam hotel untuk menemani para tamu undangan, tidak enak jika tuan rumah tidak ada di sana.

Posisi mereka duduk di atas rumput halus tanpa alas, tidak ada yang membuka suara sejak mereka sampai di sini. keheningan tercipta diantara mereka semua.

"Please deh ah, tadi ngapa pada nangis sih?!"

"Gue pengen nangis juga tapi nggak tempe kalian nangisin apa!" lanjut Vino.

"Nama lo siapa sih? dateng-dateng bikin anak orang nangis," tanya Vino tidak santuy.

"G-gata," lirihnya pelan.

"Woahh, nama kita sama."

Ata yang duduk di pangkuan Arsen langsung menoleh kearah Vino, Ata dan Raffa menatap Vino dengan raut penasaran. Vino yang ditatap cuma nyengir lebar, yang lain hanya melihat mereka saja, belum ada yang mau buka suara, padahal sedari tadi mereka sudah penasaran dengan masalah yang terjadi diantara ketiga bocah itu.

"Nungguin ya ..." Vino menatap Ata dan juga Raffa dengan senyum jailnya.

Ata ngangguk-kin kepalanya pelan, sedangkan Raffa menggeleng brutal.

"Laffa nggak nungguin, Laffa cuma mau dengel."

Vino berdecih mendengar perkataan Raffa, "Nama lo Gata, 'kan?"

Gata ngangguk mantep.

"Lo Gata, gue ganteng. bisa dipanggil Vino,"

Keadaan menjadi semakin hening, tidak ada yang mengerti ucapan Vino. begitu juga dengan Gata, sedangkan Raffa menatap cengo kearah Vino.

"Gimana? kok gue nggak ngerti," ujar Aby.

"Terserah, mulut gue nggak bisa siaran ulang."

"Ini lagi pada mau hajatan? rame bener."

"Dari sekian banyaknya human yang ada di sini gue nggak kenal satupun," lanjut Vino setelah menatap satu persatu yang ada di sana.

"Bang Vino lupa sama Laffa?"

"Ata juga dilupain," cicit Ata pelan.

"Yang masih kecil gue skip, ini urusan dewasa iya nggak, bang?" tanya Vino pada Aby yang ada di sebelahnya.

Aby mengedik kan bahunya acuh, tidak setuju.

"Si anjir, BTW KENALIN YAH, GUE ARVINO GANTENG ANAK PUNGUT PAPA MARC--

"WOYLAH LEPAS!! YA ANJIR LEPAS!!"  Vino berteriak histeris karena merasa tubuh kecilnya melayang di udara.

"Itu bang Gara bukan sih?" tanya Gilang pada Dery yang ada di sebelahnya.

"Nggak tahu, gue nggak kenal."

Setelah Vino di bawa paksa dari sama oleh Gara, semua pasang mata kompak menatap tiga bocil yang duduk di pangkuan abangnya masing-masing.

"Kamu siapa? kok adek saya nangis liat kamu," tanya Arsen formal.

"Sen, santai aja kali. ini adek gue, adek sepupu, kaku banget ngomongnya." ujar Biru.

Arsen hanya mengangguk.

"Iya weh, kok bisa ni bocil pada nangis." kata Aby.

"Abang Gata yang nolongin Laffa sama Ata dulu, kita beltiga diculik."

ARRAFFA | Selesai |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang