ACT II

997 66 65
                                    






HELLO BBY !

AKHIRNYA TERBIT SHORT STORY BARU !

SEMOGA SUKA !

Happy Readiing

TW// explicit sex scene, mention of drunk, cigarrete, harsh words, dirty talk, mention of explicit vulgar picture




.


.


.




.


Jinhwan menyesap lattenya pelan, ia kembali mengecek jadwal yang tadi sudah di jelaskan Yunhyeong, agak tak fokus karena sibuk melamuni hal hal yang terjadi kemarin-kemarin. Cukup padat, beberapa kali ia harus mondar-mandir dari kota satu ke kota lainnya entah sekadar meninjau atau meresmikan sesuatu. Jinhwan memijit pangkal hidungnya pelan, suasana hatinya makin buruk. Padahal ia sudah mencoba bangun lebih pagi, jogging dan bermain ke dog cafe tapi ujung-ujungnya ia malah mampir ke cafe yang dimana berada di komplek mahasiswa jurusan seni.


"ini tidak benar..." Jinhwan berkata begitu tapi ia malah asyik menatap mahasiswa lalu lalang lewat jendela, ia masih saja mengingat perbincangan terakhir dengan 'sosok yang malas ia sebut namanya' atau si Han[redacted] itu di malam terakhir mereka bertemu, dan besoknya Jinhwan memutuskan untuk pagi buta berangkat ke kantornya tanpa mengabari pria yang seranjang dengannya dan pulang dengan keadaan rumah kosong tanpa pesan tertinggal.


Jinhwan menatap ke ponselnya, bahkan mereka tidak bertukar kontak atau sns, hanya tidur bersama saling mendesah satu sama lain dan setelahnya tidak terjadi apa-apa,


"siapkan ruang meeting dalam 30 menit ya yun..aku akan segera kesana untuk pengecekkan.."


Jinhwan beranjak akhirnya, setelah melepas airpod dan menenteng tasnya keluar, tak menyadari ada sosok lain yang masuk bersimpangan dengannya, Jinhwan sudah masuk ke dalam mobilnya tanpa menoleh tapi lelaki dengan pakaian serba hitam itu berhenti, mengabaikan teman-temannya yang sudah mencari tempat duduk, ia malah asyik menatap mobil audi R8 hitam yang sudah berjalan menjauh dari cafe,

"Bin! Sedang apa hei bodoh!" Wajahnya nampak muram lalu mendengus sambil tersenyum kecut dan berbalik menghampiri teman-temannya.


.




.




.


Setelah menenggak americano cukup banyak sekaligus menyegarkan pikirannya, setelah menyibukkan diri gila-gila selama seminggu penuh akibat, entah...kata-kata yang terus mengganggunya sejak itu Hanbin kembali lagi ke studio kelasnya, ia menatap lagi patung yang ia buat dari kayu yang menunjukkan bentuk dua manusia tengah berciuman, lekuk asimetris dan tanpa tanda gender, Hanbin menghela napas menatapnya, memejamkan mata sebentar lalu merapikan pahatan bagian mata setelah mencoba mengenang wajah yang pernah ia kenal menatapnya sayu.


"kau bisa ikut pameran jurusan bulan depan nanti.."Hanbin menoleh cepat, ada profesor Shim dengan kacamata tebalnya menatap hasil karyanya dengan sumringah.

"dari The Kiss by Aguste Rodin ya?" Hanbin mengangguk ragu, sejujurnya ia hanya melihat sekilas namun yang ia buat tidak sehalus yang asli.

"Apa ini namanya?" Tanyanya pada Hanbin yang masih kaget,

"entahlah gyosunim...kurasa namanya—" Hanbin berpikir sejenak, ia sudah punya nama sebenarnya namun tidak yakin.

"Humming..." Melihat wajah tak percaya dosen di hadapannya Hanbin cepat-cepat menjelaskan.

▪️H U M M I N G ▪️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang