Sincerity 34

1.5K 294 56
                                    

Enjoyed. Happy Reading!









Clek

Mei membuka pintu di depannya, dan mendapati seorang gadis berambut biru dongker yang terurai, ada di baliknya. Dengan sopan, ia mengulas senyum, lalu bertanya, "Maaf, apakah ada yang bisa saya bantu?"

Hinata balas tersenyum manis. "Saya ingin bertemu dengan Tuan Sasuke. Apakah dia ada di rumah?"

"Apakah Nona sudah membuat janji dengan Tuan Sasuke sebelumnya?"

"Belum. Katakan saja, putri dari Hyuuga Hiashi ingin bertemu. Ada hal penting yang harus saya sampaikan padanya," kata Hinata.

Kedua alis Mei menyatu, kemudian ia membungkukkan tubuhnya. "Baik. Saya akan memberitahu Tuan Sasuke terlebih dahulu. Nona lebih baik tunggu di sini," ucapnya.

"Haik."

Tanpa banyak membuang waktu, Mei segera beranjak untuk menemui Sasuke di ruang makan. Dan ketika ia sampai di sana, ia melihat majikannya itu sedang menyuapi Sakura. Seketika ia merasa tidak enak hati kalau harus mengganggu mereka.

Akan tetapi, ia tidak memiliki pilihan lain. Dengan pelan, ia mendekati Sasuke, kemudian ia membungkukkan tubuhnya. "Maaf karena sudah mengganggu, Tuan, putri dari Hyuuga Hiashi ingin bertemu dengan Anda," katanya.

Sasuke melirik Mei dengan raut tak suka. Ini adalah kali kedua, asisten rumah tangganya itu sudah mengganggu kegiatannya dengan Sakura. "Suruh dia pergi," ujarnya dengan nada datar.

"Tuan Sasuke, aku sudah sampai di sini, mengapa Anda malah menyuruhku pergi?"

Suara yang tiba-tiba menyahut, membuat Sasuke melirik ke arah pintu ruang makan dengan raut datar, sementara Mei langsung menoleh dengan kedua mata yang membulat.

"Nona, bukankah saya sudah menyuruh Anda untuk menunggu di luar? Mengapa Anda masuk tanpa izin?" tanya Mei, ia takut Sasuke marah, dan berakhir memecatnya.

Hinata mengulas senyum manis. Ia melirik Sakura, yang menunjukkan raut bingung, lalu berkata, "Maafkan saya, Bibi. Saya hanya ingin memastikan, kalau Tuan Sasuke mau bertemu dengan saya, dan membahas masalah bisnis bersama."

Aura dingin menguar dari Sasuke, terlihat tidak menyukai sikap Hinata——seenak jidat memasuki rumahnya, dan bersikap seolah itu adalah hal yang sepele. "Keluar!" perintahnya dengan suara berat.

Sakura mengerutkan dahinya, sangat jelas merasakan aura dingin Sasuke. Ia bingung dengan situasi yang sedang terjadi, tetapi jika ia tidak melakukan apa-apa, tampaknya situasi ini akan berakhir buruk.

Dengan pelan, Sakura meraba-raba udara untuk mencari tangan Sasuke, dan setelah menemukannya, ia mencoba untuk menggenggamnya. "S-Sasuke-kun, siapa yang datang?" tanyanya, berusaha mencairkan suasana.

Sasuke menoleh ke arah Sakura, dan raut dinginnya berubah lembut. Ia mengusap pipi istrinya itu dengan buku-buku jarinya. "Tamu yang tidak diundang. Jangan kau pikirkan."

Tanpa diduga, Hinata berjalan mendekati meja makan, lalu duduk di depan Sakura. "Apa Anda masih mengingat saya, Nona Sakura? Kemarin kita sarapan bersama di restaurant," ucapnya.

Raut wajah Sasuke berubah. Ia ingin memberikan pelajaran pada Hinata, berani-beraninya dia duduk di kursi meja makannya tanpa ragu. Dan lagi, apakah Hinata sedang berusaha bersikap akrab dengan Sakura?

Seulas senyum kaku terukir di bibir Sakura, ia bisa merasakan aura Sasuke jauh lebih dingin. "Sasuke-kun terlihat sedang menahan amarahnya," batinnya. Kemudian, ia berkata pada Hinata, "Ya. Saya masih mengingat Anda."

SINCERITY [Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang