Sincerity 55

2K 265 21
                                    

Enjoyed. Happy Reading!











Hari mulai beranjak sore ketika Sasuke mengajak Sakura keluar dari Starlight hotel's. Pria itu menyewa sebuah mobil yang akan ia gunakan untuk berkeliling kota Paris.

Sasuke sudah cukup sering datang ke Paris——mengurus pekerjaannya, sehingga ia hapal mengenai rute jalan di kota itu. Dan tampaknya, ia berniat membawa Sakura ke suatu tempat.

"S-Sasuu, kota Paris itu ... seperti apa?" tanya Sakura setelah sekian lama berdiam diri.

"Kota yang memiliki banyak pemandangan indah ...," jawab Sasuke sembari melirik Sakura, "kau bisa membayangkannya?"

Kedua mata Sakura terpejam, ia menarik napas dalam-dalam. "Entahlah."

Seulas senyum terukir di bibir Sasuke, ia kembali fokus pada jalanan di depannya. "Bayangkan saja kau berada di tempat yang paling indah," katanya.

"Umm." Sakura mengangguk, tanpa membuka matanya.

Setelah melewati perkotaan, hingga ke jalan yang di kanan kirinya adalah sebuah persawahan, Sasuke membuka atap mobil yang ia sewa, membuat angin menerpa dirinya dan Sakura, ia pun memakai kacamata hitamnya.

Kedua mata Sakura terbuka. "Sasuu? Kenapa ada angin?" tanyanya bingung.

"Hn. Aku membuka atap mobil," jawab Sasuke, ia melirik Sakura, dan untuk beberapa detik ia terpaku dengan pemandangan yang ia lihat. Rambut Sakura yang melambai-lambai terkena angin, terlihat sangat cantik.

Sakura tersenyum. "Souka (begitu). Udaranya sangat sejuk, kita ada di mana?"

Atensi Sasuke kembali pada jalanan. "Ada persawahan di kanan kiri jalan," ujarnya. Ia memutar kemudinya, lalu menambah kecepatan laju mobilnya. "Kita akan segera sampai."

"Nee, Sasuu? Sebenarnya, kita mau ke mana?" tanya Sakura untuk yang ke sekian kalinya, sedari tadi Sasuke tak mau memberitahunya.

"Kau akan tahu setelah sampai," jawab Sasuke, membuat Sakura menggembungkan pipinya

"Moo." Sakura memalingkan wajahnya ke arah lain, sebal dengan jawaban yang Sasuke berikan.

Melihat itu, Sasuke menepuk kepala Sakura dengan pelan. "You're oke, My wife?"

Dahi Sakura mengerut, ia menoleh ke arah Sasuke dengan raut bingung. "A-artinya apa?" tanyanya penasaran.

Sasuke menghentikan mobilnya begitu sampai ke tempat yang ia tuju, kemudian ia menoleh ke arah Sakura, menatap intens istrinya itu. "Aku akan menjawabnya setelah kau membayarku," katanya.

Mendengar itu, Sakura mengulum bibir bawahnya. Ia ingat, bayaran seperti apa yang Sasuke inginkan. "T-tapi ...." Ia tak sanggup melanjutkan perkataannya karena malu, wajahnya pun terasa panas.

"Kau berubah pikiran?" tanya Sasuke. Ia mendekatkan wajahnya ke telinga Sakura, lalu berbisik, "Atau kau malu menciumku lebih dulu? Tapi, aku ingat kemarin kau menciumku seperti tidak akan bertemu lagi."

Jantung Sakura berdebar cepat. "A-aku hanya ... hanya ... moo, baiklah," ucapnya, lalu meraba-raba udara hingga ia menyentuh rahang Sasuke. Dengan gugup, ia memajukan wajahnya, dan mencium bibir Sasuke cepat. "S-sudah. J-jadi, apa jawabannya?"

Wajah merah Sakura terlihat menggemaskan di mata Sasuke. "Kenapa ciumannya berbeda dengan yang kemarin, hn?" tanyanya berbisik.

Pertanyaan Sasuke, membuat Sakura memalingkan wajahnya ke arah lain. "S-Sasuu ingin seperti yang kemarin?" tanyanya balik.

SINCERITY [Dibukukan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang