Sahabat berusaha memperbaiki

1 1 0
                                    

"Gio. Lo anterin gue beli martabak ya. Pengen," Yuri menarik tangan Gio untuk lebih cepat menuju parkiran. Awalnya Gio akan pulang dengan Sasa sekalian mampir ke rumah cewek itu.

"Gak bisa besok apa pid?" Yuri memasang muka memelas.

"Ck ngerepotin," kesal Gio yang sudah duduk manis di atas motor.

"Ayo buruan keburu diliat hestagen," Yuri naik di boncengan motor Gio dan menepuk pundak cowok itu agar bergerak cepat.

Dari jendela kelas, Razeel meremas rok seragamnya. Rasanya sesak melihat Gio akrab dengan Yuri, tapi mau bagaimana lagi Yuri tadinya juga sudah bilang kalau ia hanya ingin memisahkan Sasa dengan Gio.

"Gue capek banget kalau diginiin terus,"

"Ada kalanya hubungan ada di titik pertigaan antara tetap, putus dan menjauh zeel," Razeel berbalik dan menemukan Damar tengah duduk manis di atas salah satu meja. Dikelas hanya ada Razeel dan Damar karena Fely sedang buang air kecil.

"Gue pengen tetep mar. Tapi gue capek,"

"Dulu gue kenal cuma Razeel yang berfikir dan berjalan menggunakan logika dibanding perasaan. Kemana ya dia?"

"Jadi Razeel yang dulu biar lo gak sakit hati," Damar berdiri dan berjalan menuju pintu kelas.

"Gue yang ghaib keberadaannya di mata lo akan selalu ada buat lo zeel,"

Razeel termenung menatap kepergian Damar. Cowok yang ia tolak karena Razeel berfikir dengan logika dibanding perasaan.

"Gue nyesel punya rasa ke Gio mar,"

•',

"Mau gak lo?" Gio menggeleng. Mereka kini tengah ada di bangku taman setelah membeli martabak.

"Lo gak ada rasa ke gue pid?"

"Hah gila lo!" Yuri hampir tersedak dengan perkataan Gio.

"Emang Cupid gue gak punya rasa apa-apa setelah tiga belas tahun sahabatan?"

"Males gue ada rasa sama cowok playboy kayak elo,"

"Dih idih, playboy? Mantan aja baru punya satu," kekeh Gio

"Jauh-jauh ih. Ntar difoto paparazi," ujar Yuri berbisik sembari menunjuk sekitarnya.

"Hubungan gue ama Razeel harus bisa dipertahankan ya pid? Gue capek sama Razeel yang apa-apa cuek apa-apa cuek," Gio sendiri menyadari kesalahannya tapi Gio adalah anak dari Alviesa dan Gazali. Mustahil tidak ngeyel.

"Hubungan lo yang gue lihat sih ya kayak cerita toxic relationship. Kalo lo sendiri lebih condong ke ego lo dan Razeel pun begitu sama aja kayak nyakitin hati demi nunggu kata putus. Gi gue tau lo paling susah ngelawan ego. Tapi di sini setidaknya lo harus sesekali ngalah, setidaknya inget kalo lo pengen terus sama Razeel,"

Gio termenung dengan ucapan Yuri. Hanya Yuri yang bisa menasehati Gio di segala situasi dan kondisi. Gio kembali menatap Yuri dengan lekat.

"Gue tau pid. Lo bantu gue berusaha ya," Yuri mengangguk lalu berdiri.

"Ayok pulang gue kebelet nih," Gio terkekeh lalu mengusap dan mengacak-acak kasar rambut Yuri.

"Lo emang selalu ada buat gue," guman Gio dan hanya Gio yang tau.

•',

"Zeel, Serius gue gak ngerti lagi sama lo. Gimana bisa dapet nilai delapan puluh gini sih? Lo mau malu-maluin keluarga?" Bentak Rachel, kakak tiri Razeel.

Keluarga Razeel adalah keluarga ambis. Ayahnya,  Arlangga pradibta seorang dokter. Ibu tirinya, Rosa Angelina seorang dosen dan kakaknya, Rachel pradibta seorang manager perusahaan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ending terbaik untuk GiovarrelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang