4. Scary Smile

5.5K 784 41
                                    

Mikasa menahan nafas mendengar ucapan Levi yang disusul seringai oleh lelaki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mikasa menahan nafas mendengar ucapan Levi yang disusul seringai oleh lelaki itu. Levi memandangnya, dengan netra kelamnya. Membuat Mikasa terdiam, tubuhnya meremang menyadari maksud dari ucapan Levi.

Lelaki itu melangkah, mendekati Mikasa dan berdiri tepat dihadapan Mikasa yang tengah duduk diujung ranjang. Tangan Levi terangkat menyentuh rahang Mikasa dan mengelusnya.

"Aku tidak sabar untuk melihat pemandangan itu, Mikasa"

Levi tersenyum, menjauh tepat setelah membisikkan kalimat itu kepada Mikasa.

"Besok, obat itu akan mulai berhenti bekerja. Kau bisa menggerakan tubuh mu kembali"

Levi mengambil sisir dan menyisir surai hitam Mikasa. Sang gadis mengangkat pandang menatap Levi yang langsung membalas tatapannya dengan wajah tanpa ekspresi. Senyumnya tadi menghilang entah kemana.

"Siapa yang membayarmu untuk membunuhku, Levi ?"

Lelaki itu hanya tersenyum tipis, menyentuh dagu Mikasa dengan jari jemarinya dan membuatnya sedikit mendongak, Levi menunduk, membuat hembusan nafas lelaki itu menerpa wajahnya.

"Kau tidak akan tahu, Mikasa. Dia hanya sosok yang memiliki sedikit dendam dengan kekasihmu"

Mendengar nama kekasih membuat Mikasa kembali mengingat Eren. Jantungnya berdenyut sakit, bukan perasaan mendebarkan seperti yang biasa ia rasakan. Semua terasa begitu hambar.

Mikasa menoleh, menatap ke arah jendela kamar ini yang terbuka menampilkan langit cerah.

"Sampai kapan kau akan menahanku seperti ini ?"

Pandangan mereka kembali bertemu. Bungkam dan terikat satu sama lain. Netra kelam Levi selalu berhasil membuat jantung Mikasa berdebar tak seharusnya.

"Sampai aku bosan"

Embusan angin masuk melalui celah jendela yang terbuka, menghampiri dua insan yang masih saling bertatapan itu. Helai rambut Mikasa bergoyang diterpa semilir angin.

"Kau tidak takut dia akan mengetahui kau belum juga membunuhku ?"

Levi menyeringai mendengarnya. Lelaki itu meletakkan sisir tadi di atas meja rias dan kembali menghampiri Mikasa.

"Takut ? Dialah yang seharusnya takut padaku Mikasa. Aku bisa membunuhnya jika dia mencoba mengusikku"

Dari awal Mikasa seharusnya sadar, Levi adalah lelaki kejam. Tak pandang bulu dan tak ragu untuk menghabisi korbannya. Lelaki ini berbahaya, namun bodohnya Mikasa malah berdebar-debar kala berada didekat lelaki ini.

"Kau kejam"

Mendengar itu bukannya tersinggung, Levi malah tertawa. Tawa menggelegar yang terdengar mengerikan bagi Mikasa. Namun tak cukup membuatnya memutuskan pandang, masih menatap lelaki yang menyeringai kejam itu.

Sweet Blood ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang