Ini sudah sepuluh hari semenjak Mikasa terkurung bersama Levi di dalam rumah ini. Perlakuan lelaki itu setiap harinya semakin posesif dan intim.
Tapi Mikasa tidak bisa mengelak bahwa semakin hari perasaannya mulai nyaman pada Levi. Dia menerima perlakuan lelaki itu.
Mikasa tidak memiliki keinginan untuk kabur atau di lepaskan. Dia benar-benar pasrah dan membiarkan dirinya terperangkap dengan sang pembunuh bayaran.
Lagi pula dia sudah tak terlalu bosan karena Levi membiarkannya merawat bunga-bunga yang ia tanam di halaman rumah Levi. Setidaknya Mikasa memiliki kegiatan dan tidak hanya berdiam diri.
Seperti saat ini, Mikasa tengah menyirami beberapa tanaman bunga yang baru saja tumbuh, gadis itu tersenyum dengan mengenakan dress bermotif bunga yang membuatnya terlihat polos namun juga menawan.
Mikasa nyaris tersenyum begitu lebar. Mikasa sampai tidak dapat mengingat kapan terakhir kalinya ia bisa menghirup udara segar tanpa setitik beban yang menghampiri. Perlahan, embusan napas terhela dari celah bibir ranum itu, diikuti oleh semilir angin sejuk sore hari yang tentram.
Sayup-sayup gemercik air sungai kecil disela bebatuan samping rumah ini terdengar begitu sepadan dengan kicauan beberapa burung di atas sana, membelah kebiruan pada langit cerah. Beberapa detik yang silam, matanya terpaut pada selang yang tengah memancurkan air hingga menyentuh riak pada daun dan bunga-bunga yang Mikasa rawat.
"Sangat menikmati kegiatanmu huh ?"
Mikasa terhenyak kala mendengar bisikan rendah diiringi dua lengan yang melingkar di perutnya. Tanpa menoleh Mikasa jelas tahu siapa sosok itu.
"Levi"
Mikasa dapat merasakan debaran jantungnya yang kian meningkat ketika berada di dekat Levi. Dan dia merasa sedikit---gugup.
"Akhir-akhir ini kau sibuk sekali mengurus tanamanmu. Aku cemburu"
Levi berbisik rendah, membuat tubuh Mikasa meremang. Suara lelaki itu selalu berhasil menggetarkan hati Mikasa..
"Levi, aku harus menyiram bunga--"
"Apa kau benar-benar lebih menyukai menghabiskan waktu dengan bunga-bunga sialan ini daripada bersamaku ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Blood ✔
Romance[M] Mikasa mendapati dirinya terikat di atas kursi kayu dengan sebuah kain yang menutup matanya. Tak ada satu pun di antara tangan dan kakinya yang bisa digerakkan, semua tubuhnya seperti mati rasa. Dimana Mikasa ? Mengapa dia diculik ? Mikasa inga...