Pagi hari, cuaca nampak lebih cerah dari biasanya. Gadis bersurai gelap itu menunduk, memeriksa tanaman bunganya yang nampak tumbuh dengan segar. Senyum terpantri di wajah cantiknya.
Dua minggu berlalu dan kini halaman rumah Levi sudah dipenuhi oleh bunga-bunga yang bermekar cantik. Tentu saja karena ulah sang gadis itu---Mikasa.
"Indah sekali.."
Langkah Mikasa menyusuri ilalang-ilalang yang berada didekitar rumah Levi, tempat ini benar-benar menyegarkan dan terlihat lebih hidup.
Jika ada yang melihat rumah ini, siapa yang pernah menyangka bahwa pemilik rumah itu adalah pembunuh bayaran kelas kakap ?
Mikasa membawa kakinya melangkah menuju halaman belakang Levi yang tak berbeda jauh, dipenuhi ilalang dan bunga yang tumbuh dengan cantik.
Tepat beberapa langkah yang telah ia ambil, Mikasa mendapati sesosok lelaki tak asing tengah bersandar pada salah satu pohon rindang yang dikelilingi oleh bebungaan daisy putih. Eh Levi ? Bukankah lelaki itu sedang berada di ruang pribadinya ?
Mikasa berfikir seperti itu karena dia tak melihat Levi semenjak bangun tidur, dia pikir Levi masih berkutat dengan sesuatu di dalam ruang pribadinya itu.
Mikasa memutuskan melangkah mendekati Levi tanpa suara, sesampainya disana, Mikasa berjongkok, mengamati wajah damai Levi kala terlelap. Begitu berbeda andai kelopak mata itu terbuka.
Angin berhembus pelan menjatuhkan beberapa helai rambut Levi. Mikasa tertegun--lelaki itu terlihat tampan.
Tangan Mikasa terangkat ke udara, hendak menyentuh wajah Levi namun semua itu terhenti kala dengan tiba-tiba Levi menangkap tangannya dan membuka matanya. Netra terang Mikasa sontak menubruk iris kelam nan tajam Levi.
"Apa yang kau lakukan disini ?"
Levi memiliki tingkat kewaspadaan dan kepekaan yang tinggi, dia pikir sesuatu yang berbahaya mendekat. Ternyata itu hanya Mikasa.
"A-Aku.."
Mikasa bingung, pandangan gadis itu terpendar mencari jawaban atas pertanyaan Levi. Namun detik selanjutnya lelaki itu malah tersenyum, menarik tangan Mikasa hingga membuat sang gadis yang sedang berjongkok itu terjatuh ke tubuh Levi.
Keterkejutan tercetak jelas di wajahnya, tangannya menyangga dada Levi agar tubuh mereka sedikit berjarak. Mikasa mengangkat pandang, melihat wajah lelaki itu yang begitu dekat.
"Kau mengejutkanku tadi"
Levi tersenyum, beralih mencuri kecupan pada bibir Mikasa---Hal yang sering dia lakukan akhir-akhir ini.
"Kupikir kau sedang berada di ruang pribadimu" Ucap Mikasa menatap netra kelam Levi.
"Aku ingin mencari udara segar"
Levi memandang wajah Mikasa, terlihat begitu cantik dan memesona. Selalu mampu membuat Levi kagum.
"Mikasa, menikahlah denganku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Blood ✔
Romance[M] Mikasa mendapati dirinya terikat di atas kursi kayu dengan sebuah kain yang menutup matanya. Tak ada satu pun di antara tangan dan kakinya yang bisa digerakkan, semua tubuhnya seperti mati rasa. Dimana Mikasa ? Mengapa dia diculik ? Mikasa inga...