Akankah malam yang dingin bisa tersentuh hangatnya sang mentari?
Keesokan harinya saat istirahat, beberapa anak kelas Aza datang ke tempat Aza duduk.
"Za, lo udah hafal teksnya" tanya Lyra antusias
"Nggak tau hehe" jawab Aza
"Pinjem teksnya za" ucap Sekar
Aza menyerahkan naskah dongengnya kepada Sekar.
Sekar mulai membaca dongeng itu, tapi malah mendapat cibiran dari teman-temannya
"Teks segini pasti Aza hafal lah, pas dulu siaga aja kita belum hafal tri satya sama dwi satya si Aza udah hafal duluan" ucap Mita panjang lebar
"Iiih iya bener, makan apa sih sebenernya lo Za?" tanya Dira tak kalah greget
"Makan nasi" jawab Aza asal
"Berarti nanti lo mulai latihan?" Kini Rani yang mengajukan pertanyaan
"Iya, nanti habis pulang sekolah" jawab Aza
"Semoga menang ya Za" ucap mereka semua
.
.
.
.
.
"Za, ke ruangan bu Siwi" kata Alan,sang anak berbadan gempal
"Ooh oke"Mereka berjalan dan sesampainya diruangan bu Siwi mereka beradu argumen
"Lo aja deh yang ngetuk" tegas Alan
"Engga lah, kamu aja. Kamu yang udah biasa ke sini" ucap Aza
Akhirnya Alan mengalah
"Permisi bu" ucap Alan
"Eh Alan sama Aza. Sini masuk" titah bu Siwi
"Alan, untuk kamu latihannya tidak dengan saya tapi dengan pak Suripto" ucap bu Siwi
"Berarti saya ke ruangan pak Suripto bu?"
"Iya"
"Ya sudah terima kasih bu" akhirnya hanya Aza dan bu Siwi yang berada didalam ruangan itu."Sudah hafal sampai mana Za?" Tanya bu Siwi
"eumm semuanya bu" cicit Aza
"Beneran. Yasudah coba ibu mau lihat"
Aza mulai bercerita tanpa sedikitpun melihat teks.
"Waah hebat. Tapi lebih diberi ekspresi lagi ya" nasehat bu Siwi
"Baik bu"
"Kamu tunggu disini. Saya mau keluar sebentar"Sepeninggal bu Siwi, Aza hanya membaca kembali teksnya.
"Rajin banget latihannya" ucap Fira dan Dira yang tiba tiba masuk ke ruangan bu Siwi
"Eeh enggak kok. Kalian belum pulang?" Tanya Aza
"Belum,lagi voli tadi" jawab Fira
"Ooh, eh kok pada masuk" ucap Aza saat melihat Agha, Radit,Deka. Dan Arka yang juga masuk ke ruang latihannya.
Mereka duduk melingkar mengelilingi Aza.Lalu disusul bu Siwi masuk kembali
"Yuk coba baca lagi" perintah bu Siwi
"Tapi bu, masa ada mereka" ucap Aza
"Nggak papa, anggep aja penonton pertama. Nanti disana lebih banyak orang" jelas bu Siwi
"Iya Za, gue juga pengin liat" ucap Arka disertai senyum manis andalannya yang langsung disoraki oleh seisi ruang
Aza hanya mengangguk pasrah. Lalu dengan lancar Aza membacakan ceritanya lagi.
Tiba tiba pak Toto, memanggil Arka dan yang lainnya untuk keluar
"Kita ke lapangan dulu ya Za. Semangat" ucap Fira
Aza mengangguk sambil melambaikan tangan."Latihan hari ini cukup dulu. Jangan lupa istirahat. Ini buat kamu" bu Siwi menyerahkan sebuah martabak dan waffle kepada Aza
"Makasih bu,jadi ngerepotin" ucap Aza
"Nggak papa, semangat latihannya ya"
"Ya bu, saya permisi dulu"Aza menuju kelasnya untuk mengambil tas dan mengemasi barang barangnya.
Saat hendak mengambil tasnya,Arka juga masuk ke kelas. Atmosfer canggung memenuhi ruangan itu.
"Belum pulang Za?" Suara Arka memecah keheningan
"Be-belum, ini baru mau pulang" Jawab Aza.
Saat melewati bangku Arka, Aza menyodorkan martabak dan waffle yang ada digenggamannya.
"Buat kamu" ucapnya
"Buat gue. Beneran?" Tanya Arka
"Beneran, ini" ucap Aza lagi sembari meberikannya kepada Arka
"Makasih ya Za" Ucap Arka
"Eum iya. Aku pulang dulu ya" ucap Aza yang berlalu meninggalkan Arka.
Gadis itu terus menghafalkan teksnya,sembari berjalan menuju gerbang sekolah. Ia tak tahu,jika di belakang seorang murid laki laki tersenyum melihat tingkahnya
"Lucu" ucap Arka sembari menggelengkan kepalanya.
Jajaran pohon kersen di sekitar sekolah menjadi saksi bisu antara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
Short Storyorang dewasa mungkin menganggap ini bukan cerita serius. ini hanya sebatas cerita cinta seorang siswi sekolah dasar. . . . tapi bagaimana jika sampai masa putih abu, ia masih terjerat cinta itu. apa itu masih bisa disebut lelucon atau cinta monyet...