0.Prologue

23 2 0
                                    

Jam menunjukan pukul 6 pagi dua orang anak berseragam sekolah turun menyusuri anak tangga. Satu anak laki-laki berseragam putih abu dengan name tag Renand Adibrata yang menenteng tas dan jaketnya, dan satu lagi anak perempuan berseragam putih biru dengan name tag Rabella Adibrata. Gadis itu sangat bersemangat pagi ini, entah kenapa dia sangat semangat padahal hari senin adalah hari termalas bagi sebagian para pelajar.

Mereka menghampiri sang bunda yang sibuk menyiapkan sarapan juga bekal untuk Rabella yang kerap sering di sapa Abel. Bagaimana dengan Renand? Ah mana mau dia bekal nasi ke sekolah, dia bilang kaya anak tk padahal kata abel lebih irit uang jika bekal nasi dari rumah.

"Pagii bundaharaa."Semangat Abel

"Pagi cantik, loh bang? Kamu ga nyisir rambut?" Tanya sang bunda

Renand yang sedari tadi duduk sambil memasangkan tali sepatunya menoleh kepada bundanya.
" Ganteng kaya gini bun, kalau di sisir kaya mau foto wisuda tk" Jawabnya

"Ganteng pala mu, kaya brandalan tau ga." Ucap Abel

"Dih gua emang ganteng, tanya bunda." Timpa Renand

"Iya ganteng, tapi kalau rambutnya kaya gitu bunda gak suka. Pulang sekolah kamu pangkas rambut bang jangan di biarin panjang gitu". Suruh bunda yang masih sibuk menata makanan di meja makan.

"Tuh dengerin, jangan masuk telinga kanan keluar tengila kiri." Omel Abel

"Iya bun iya, pulang sekolah renand....makan nasi padang." Usilnya

Abel yang gemas dengan abangnya hampir saja melemparkan roti yang akan di makannya itu ke muka sang abang. Bunda hanya bisa geleng kepala karena kelakuan anak laki-lakinya ini.

Renand hanya senyum dengan cengirannya. Terdengar suara motor di depan rumah Renand, Bunda yang mendengar itu langsung berjalan kedepan.

"Assalamualaikum nand, Renand." Teriak seseorang dari luar rumah.

Pintu terbuka, Bunda senyum melihat siapa yang datang.
"Waalaikummusalam, Juna Sean udah sarapan?"

Mereka tersenyum langsung salim kepada Bunda, yap dua orang remaja yang bernama Arjuna Putra Caka atau kerap di sapa Juna dan Sean Harazaki, mereka berdua teman kecil Renand tak heran jika Bunda sangat perhatian kepada Juna dan Sean.

Tapi itu hal yang sudah biasa bagi Renand dan Abel, karena mereka tau Bunda itu memiliki hati yang lembut dan penyayang beliau juga sangat baik kepada teman-teman anaknya yang lain. Bahkan ia juga membuatkan semacam basecamp di halaman belakang, katanya biar nongkrong di rumah aja jadi rumahnya ramai.

"Udah bun, kita berdua udah sarapan." Jawab Sean dengan senyumnya

"Ya udah masuk aja, Renand nya masih sarapan tadi." Titah Bunda

"Di sini aja bun, gpp". Ujar sean

Juna yang melihat ke arah rumah sedari tadi langsung melihat Bunda dan bertanya. "Bun Abel ada ga? Juna izin anterin Abel ya bun." Dengan cengirannya.

Bunda tersenyum. "Ada, iya boleh tapi hati-hati ya."

"WEH PAAN NIH, KAGA-KAGA". Teriak seseorang dari dalam, siapa lagi kalau bukan Renand.

"Masih pagi dongo, ngapain teriak sih?". Kesal abel

"Bun kok bunda ngizin Abel sama buayanya Angkasa?"

"Hush, ini temen kamu loh bang bukan buaya." Bunda dengan gelak tawanya

"Ah bunda gatau aja kalau si juna..". Omongan Renand terpotong karena Juna langsung menghampirinya dan membekap mulutnya.

Dia Dan 12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang