"Jung, hmpph .. "
Tangannya baru saja mendorong handle pintu, tapi desahan laknat itu sudah menyambutnya. Selalu begitu.
Setidaknya selama tiga bulan terakhir sejak Jeon Jungkook, adiknya terdaftar sebagai mahasiswa baru di kampus yang sama dengannya.
Yang dapat Taehyung ingat, adiknya ini selalu sangat manis. Dengan mata bulat yang jernih, juga pipinya yang berisi, tak pernah gagal mencuri hati siapapun untuk menyayanginya. Termasuk .. Taehyung?
Meski sempat shock dengan kebiasaan adiknya yang kerap membawa pulang teman gadisnya, Taehyung memilih untuk tidak ikut campur.
Pikirnya Jungkook sekarang sudah besar, sudah punya kendali penuh untuk dirinya sendiri. Tapi lebih dari itu, Taehyung merasa tidak ada hak untuk mengaturnya. Taehyung menyadari statusnya yang hanya seorang anak adopsi.
Dibanding Jungkook, Tahyung lebih dulu hadir di keluarga Jeon. Mereka mengadopsinya dari panti asuhan yang kumuh sejak ia masih seorang bayi merah tanpa orangtua yang mau mengakui.
Dua tahun setelahnya, Jungkook lahir dan otomatis Taehyung menjadi seorang kakak. Orangtua Taehyung tak pernah membedakan. Bahkan setelah Taehyung mengetahui identitasnya, karena insiden kecelakaan yang membuatnya membutuhkan tranfusi darah. Darahnya tidak sesuai dengan kedua orangtuanya. Dan Taehyung yang saat itu sudah duduk di kelas sembilan tak mungkin bisa dibohongi lagi.
Jadi, masa bodoh dengan kebiasaan buruk yang dilakukan adiknya itu, Taehyung hanya ingin fokus berproses untuk membalas budi pada pasangan Jeon yang sudah memberinya kesempatan untuk hidup layak.
Jadi seperti biasa, dibiarkannya saja dua orang yang sedang bergumul di atas sofa itu untuk menuntaskan nafsunya.
Taehyung segera masuk ke dalam kamarnya, dengan tenang seakan tidak terjadi apapun di ruang depan apartemennya.
▪️
▫️
▪️
▫️Ini hari Minggu, dan Taehyung yang baru saja menyelesaikan pekerjaan sampingannya mengantar koran hanya ingin tidur saja di kamarnya.
Baru saja punggungnya menyentuh kasur, pintu kamarnya dibuka dengan kasar. Adiknya masuk begitu saja. Masih bertelanjang dada.
Mencoba abai, tapi Taehyung pun bertanya-tanya dalam hati. Kenapa cepat sekali, Taehyung mengira keduanya akan jatuh tertidur di sofa seperti biasa.
"Temanmu sudah pulang?" Tanya Taehyung basa basi meski sebenarnya dia tak ingin tahu.
"Aku mengusirnya." Jungkook menjawab enteng, seolah baru saja mengusir kucing liar yang mencuri makanan di apartemen mereka.
Taehyung tak tahu harus menanggapi bagaimana. Seorang kakak pada umumnya akan marah-marah, memberi nasihat dan mengomel panjang. Tapi Taehyung tahu Jungkook tidak membutuhkan itu.
Maka setelah memutus pandangan, Taehyung segera saja berbalik menghadap dinding, memunggungi Jungkook yang masih terduduk di sisi ranjangnya.
Ya, mereka tidur dalam satu kamar yang sama. Apartemen kecil Taehyung hanya memiliki satu kamar. Dulu waktu masih tinggal sendiri, Taehyung rasa apartemennya itu sudah lebih dari cukup untuknya. Taehyung tidak ingin bermewah-mewah meski orangtua Jungkook sanggup membiayai.
Yang mengejutkan Taehyung adalah saat Jungkook memaksa untuk ikut tinggal bersamanya setelah memasuki jenjang kuliahnya.
"Tolong jaga Jungkook ya Taehyung." Pesan dari nyonya Jeon yang kala itu mendapat anggukan kepala darinya.
Dan kini Taehyung tertawa miris dalam hati. Bagaimana caranya menjaga adik yang selalu membuat keputusannya sendiri. Bahkan kini Taehyung pun sedang berusaha membiasakan diri untuk melihat tatto permanen yang tiga hari lalu baru saja menghiasi lengan kekar adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vottom
FanficVOTTOM Area. BTS x V and Crack Pair. 🍆🍆👉🐻 VOTTOM: Karena iblis tercipta untuk selalu menggoda manusia. Perjalanan Sang Penggoda untuk mencari korban dan memangsanya. Be careful, sebab terkadang dia bisa bersembunyi di balik wajah manis nan po...