27. She knows?

7K 312 19
                                        

Welcome to Arsenio⭐️

Bayaran setiap penulis : vote, komen, dan follow.

⚠️Terdapat kata kata kasar dan adegan yang tidak pantas ditiru dibeberapa part⚠️

PAGI yang cerah menyambut Arsen dan teman-temannya yang baru memasuki kawasan SMA Lentera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PAGI yang cerah menyambut Arsen dan teman-temannya yang baru memasuki kawasan SMA Lentera.

Seperti biasa, gerombolan motor sport itu mampu menarik atensi murid-murid yang juga baru berdatangan.

Namun, ada yang lebih membuat mereka memusatkan atensi lagi. Motor yang biasanya hanya ada lima, kini bertambah satu.

Marvin. Dengan Aca yang ada di boncengannya.

Setelah melepas helm full face nya, Arsen menoleh ke tempat Marvin dan Aca berada. Tatapannya seolah tidak ingin lepas dari Aca.

"Woi! Diliatin mulu, awas naksir." ledek Alan, menyenggol Arsen.

"Udah naksir kali, Lan." sambung Harry, terkekeh kecil.

Arsen melengos, "Gue cuman mastiin." decaknya.

"Mastiin apa kocak?" beo Alan.

"Mastiin Aca nya gak di ambil cowok lain! Hahay!" cetus Canva, yang tiba-tiba muncul.

Mereka tertawa mendengar ucapan Canva. Berbeda dengan Arsen yang malah berdecak sebal dan kembali menatap Aca yang berdiri di sebrang sana.

"Tapi emang kalian percaya mereka gak ada apa-apa?" tanya Canva, ikut menatap Aca dan Marvin.

"Menurut gue sih mereka TTM-an." sahut Alan.

Canva mengangguk pelan, "Teman tapi mesra ... tapi mereka emang mesra sih." gumamnya.

"Anjing! Dada gue sakit!" ucap Kenzo, memegang dadanya, dramatis.

"Zo jangan mati dulu, Zo! Bayar utang lo dulu!" pekik Canva, heboh.

Plak

"Goblok! Bacot banget congor lu! Malu anying!" Kenzo memukul pelan pundak Canva, kesal.

"Urusin noh asrama cewek lo!" cetus Alan, sinis.

"Itu mah sepele. Kalo Aca tuh ibarat kayak—berlian yang lagi direbutin sama orang-orang."

Mendengar semua percakapan teman-temannya yang terus membicarakan Aca, membuat Arsen merasakan suatu rasa yang membuat dirinya tidak nyaman.

Arsen berdehem, "Masuk." titahnya, lalu melenggang pergi.

ARSENIO [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang