XXV

1 0 0
                                    

20:44

__________

"Aprian, bertahan! Hei, jangan tutup mata dulu" Ucap Moza menatap kekasihnya sendu.

"Mo-za, aku gak ku-at! Kamu jaga diri ba-ik-" Belum sempat Aprian melanjutkan ucapannya, Moza langsung menusuk jantung Aprian dengan belati tajam di tangannya.

Mata Aprian langsung melotot sempurna, dia menatap Moza sendu dan langsung menutup matanya.

"Bagus, lo udah mati" Seringai Moza dia langsung mengelap wajah nya yang kena muncratan darah Aprian.

"Jijik anjing gue harus drama selama ini!".

"Buang mayat nya! Jangan ada jejak" Perintah Moza ke arah dua orang pemuda yang menabrak Aprian tadi.

"Baik bos!" Mereka langsung membawa mayat Aprian ke dalam mobil.

Ini memang sudah di rencanakan matang-matang oleh Moza, "Gue gak suka, karena lo main belakang sama gue Aprian" Ucapnya dingin.

Aprian meminta nya menjadi kekasih, Moza menerima saja karena memang di situ Aprian berkata tulus. Tak lama dia dapat kabar lelaki bajingan itu memiliki kekasih lain!

"Gue akan nyingkirin yang menghalangi langkah gue, maupun penghianat seperti lelaki bajingan tadi".

Moza langsung pergi dari sana, dia ingin menganti baju yang penuh Darah Aprian.

"Orang nya udah mati pun, masih nyusahin gue anjing! Ck, darah sialan ini" Desis Moza kesal, dia langsung melajukan mobil nya dengan cepat.

---

Hari sudah pagi, Kana sedang bersiap-siap ingin pulang. Hari ini dia sudah di perbolehkan pulang.

"Nenek" Sapa Kana ke arah nenek nya, dia tersenyum lebar seolah tak terjadi apapun.

"Iya sayang? Kamu butuh apa hmm?" Tanya nenek lembut, dia bersyukur Kana nya sudah membaik dan menerima janin nya.

"Enggak, Kana mau cepet-cepet pulang" Jawab Kana cemberut.

"Jangan cemberut dong sayang, ini juga kita mau pulang" Jawab Nenek mengelus rambut Kana lembut.

"Emm, dia kemana nek?" Tanya Kana pelan.

Nenek mengerutkan dahi keriput nya bingung, "Dia siapa sayang?" Tanya Nenek.

"Bunda" Lirih Kana.

Nenek yang memang belum tahu apapun, langsung menjawab pertanyaan Kana. "Tadi bilang nya mau ke pengadilan, nenek juga gak tau mau apa" Jawab nya bingung.

Kana langsung terdiam, ternyata ucapan bunda nya tak main-main. Dia menghela nafas lelah, "Yaudah ayo nek pulang".

Nenek dan Kana berjalan beriringan diikuti suster nenek dan supir membantu barang-barang Kana.

"Hati-hati sayang naik nya" Kata nenek membantu Kana menaiki mobil.

"Makasih nek".

"Gak perlu begitu, kamu cucu nenek. Gak ada yang lebih penting dari kamu" Jawab Nenek membawa Kana kepelukan nya.

"Kana sayang banget sama nenek" Lirih Kana.

"Nenek juga sayang sama Kana dan cicit nenek ini" Balas nenek mengelus lembut perut rata Kana.

Kana yang melihat itu langsung terharu, "Nenek hiks" Isak Kana memeluk erat tubuh nenek.

EIND 2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang