"Aku datang, dan akan membalaskan apa yang telah kalian lakukan kepada keluargaku."
Di sebuah kota yang bernama Trizell (Trayzell) terdapat sebuah kerajaan mauzell yang di pimpin oleh raja Na Junho. Rakyat di kota itu sangat ramah begitu pula dengan sang pemimpin. Tak memandang derajat, sesekali ada yang menyapa entah itu atasan atau bawahan Junho akan tersenyum dan sesekali membalas sapaan itu. Ia memiliki dua istri dan juga dua anak, Na Jeno anak dari John Yona yang sekarang menjadi Na Yona. Sedangkan anak keduanya yaitu Na jaemin, ia anak dari maurazell Helena yang sekarang menjadi Na Helena.
Maurazell Helena, berasal dari kerajaan Turki, Junho yang memang sedang berteduh kala itu di wilayah kerajaan Turki, terpesona saat melihat Helena.
Rakyat di kota Trizell sangat bahagia mempunyai pemimpin yang begitu berwibawa dan ramah namun saat istri kedua Junho sakit, Junho menjadi stres, ia selalu marah jika terjadi masalah kecil maupun besar, bahkan rakyat yang menyapa dirinya malah ia acuhkan, ia begitu kalut dalam kesedihan namun ia tutupi dengan sifat angkuhnya, melampiaskan nya kepada rakyat nya yang tak bersalah. Kini, pemimpin dari kerajaan mauzell telah berubah, ia sedikit lebih kejam dan tak peduli.
**
"Maaf, kau siapa?" Dua orang prajurit menyilang kan tombak yang masing-masing mereka pegang, dengan tangan satunya yang memegang perisai berbentuk lingkaran.
Seorang gadis dengan pakaian khas tradisional Korea yaitu, hanbok. Hendak memasuki istana yang begitu mewah dan besar, ia ingin mencari ibunya yang katanya menjadi tabib di kerajaan ini.
"Aku.. aku sedang mencari ibuku" ujar gadis tersebut, ia memohon kepada dua prajurit agar membolehkan dirinya masuk ke dalam.
"Siapa ibumu?" Tanya salah satu prajurit yang begitu menakutkan, membuat nya bergidik ngeri. Ia ingin segera pergi dan berlalu dari hadapan prajurit-prajurit yang menyeramkan ini.
"Kim Chae won, dia seorang tabib istana" jawabnya, lalu kedua prajurit itu berbisik satu sama lain, untuk mendapat kan pendapat satu sama lain, apakah anak dari tabib Kim boleh masuk atau tidak.
Setelah cukup berbincang dan sedikit membuang waktu, kedua prajurit itu menarik tombak yang tadinya membentuk huruf X, membiarkan gadis manis itu masuk dan bisa bertemu dengan ibunya.
Membungkukkan badannya sopan, dengan senyum yang merekah ia berjalan menelusuri luasnya istana, menatap sekeliling yang memang bagai surga dalam bumi. Ia begitu senang hingga tak memperhatikan sekitar.
Brukk
"Akh" refleks gadis itu terjatuh di atas lantai, ia mengusap keningnya yang menabrak sesuatu yang keras. Menatap lelaki di depannya yang telah menabraknya.
Berdiri dengan sendirinya, ia menatap lelaki didepannya, memakai topi yang se-setel dengan pakaian hanbok. dengan cadar putih yang menutupi hidung dan mulut hingga menampakkan matanya saja, gadis itu mematung saat netranya dengan netra sang lelaki bertemu, seperti di sihir ia hanya diam mematung.
Setelahnya, ia pun mengomeli lelaki yang telah menabrak nya "apa kau tidak punya mata? Bahkan ada seseorang yang berjalan saja kau tak tau, menabrak ku dan kau hanya diam tak meminta maaf?" Bibirnya terus bergerak seiring dia berbicara, dan lelaki itu terus menatap bibir itu.
Hanya diam, bahkan terlihat santai.
"Kau hanya diam? Aku anak dari tabib Kim! Seharusnya kau meminta maaf padaku!" Omelnya lagi, ia begitu geram hingga melepas paksa cadar yang lelaki itu pakai, dengan berjinjit susah payah tentunya, karena tingginya dengan tinggi sang lelaki terlampau sedikit jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Na Jaemin
Teen Fictionpembalasan dendam yang berujung menjadi cinta. #NaJaemin