< 2 >

120 17 0
                                    

Lelaki jangkung bernama Azumane Asahi itu memandangi langit dgan bintang² kecil berkilau bertaburan di langit yg memanjakan kedua indra penglihatannya. Rasanya seperti melihat kedua mata noya saat berbinar tadi.

"Baa! " sepasang tangan kecil menepuk bahu miliknya mencoba mengageti asahi yg terlalu fokus.

Sang korban hanya menoleh kearah pelaku, noya. Tentu saja ia tak kaget, Walaupun asyik memandangi langit, telinganya sudah menangkap pergerakan noya yg rusuh sedari tadi.

Melihat reaksi biasa asahi noya merenggut kesal " bisa²nya kau bereaksi datar begitu, setidaknya buat ekspresi pura² kaget dong!"

"gomen noya, selanjutnya pasti kuingat" ujar asahi tulus membuat noya yg melihatnya speechless.

"ASAHI SAN AKU CUMA BERCANDA TAU!"

"eh? Iyakah?"

"ASAHI SAN, KAU- HUWA! BAHKAN AKU TAK TAU INGIN BILANG APA"

●○●○●○●○

Derap langkah pelan adalah satu²nya yg terdengar di tenangnya malam hari ini. Noya dan asahi, sepasang insan yg sedang berjalan berdampingan itu enggan untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu.

Asahi menoleh, melirik noya yg hanya fokus melihat kedepan tanpa niat untuk membuka pembicaraan sedikitpun. Lelaki bersurai panjang itu akhirnya melengos, spertinya aku harus memecahkan kecanggungan ini sendiri

"Jadi- uh, noya?" merasa dipanggil, lelaki dengan tinggi 159,3 cm itu menoleh. "Ya?"

Rona merah muda secara tiba² menjalar dikedua pipi asahi, mata noya yg kelam layaknya malam menatapnya dalam. Entah kenapa itu semua menimbulkan desiran darah miliknya terasa lebih cepat.
Rasanya sangat aneh, namun menyenangkan sekaligus..

"Uhm etto, kenapa tiba² kau mengajakku pulang bersama? Rumah kita tak sedekat itu padahal" canggung asahi sembari mengusap bagian belakang tengkukny, sedari tadi ia sibuk menghindari tatapan teduh milik noya yg senantiasa memandangi nya.

Mendengar pertanyaan itu membuat noya mengerutkan keningnya lalu mengerucuti bibirnya, kedua tangan miliknya bersidekap didada. "... Hmm, memang harus ada alasanya ya?" tanya balik noya.

Asahi kini balas menoleh lalu terkekeh kecil "tentu saja, setiap tindakan pasti ada alasannya kan?"

"Kalau begitu berarti aku ingin menghabisi waktuku bersama asahi san"

Asahi tersentak mendengar jawaban spontan dari kouhai disampinya ini, ditambah lagi dengan mata noya yg memandangi nya seperti mengatakan bahwa apa yg ia katakan itu sebuah kejujuran.

Jantung, tenanglah sedikit! Noya bisa mendengarmu nanti

Nishinoya berhenti secara tiba², meninggalkan Asahi yg masih sibuk mengurusi degupan jantung tiada berhentinya itu.

Baju bagian lengan bawah Asahi ditahan pelan, sang pemilik baju menoleh dan mendapati nishinoya memandangi nya dengan tatapan berkilau nya itu lagi.

Count On 43 Days  [asanoya]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang