Chapter 1

1K 98 13
                                    





Terhitung sudah 5 hari ini Namjoon menghindari Hoseok, meskipun mereka tidak satu fakultas tapi Hoseok selalu muncul di sekitar gedung fakultasnya.

Bahkan sudah 5 hari juga dia absen untuk pergi ke kanti dan makan dengan teman-temannya karena di sana pasti 100% dia akan bertemu Hoseok.

Bukan apa apa sih sebenarnya dia tidak ingin menghindari Hoseok, hanya saja sejak kejadian itu Hoseok selalu menempelinya dan menerornya.

Ini terjadi tuju hari yang lalu, malam itu adalah hari penyambutan Angota baru BEM, Namjoon yang merupakan anggota baru BEM tentu saja harus ikut dan Kim Seokjin yang merupakan duta kampus juga datang bersama Jung Hoseok yang baru saja memenangkan juara sebagai duta kampus dari jurusan Seni.

Jadi perayaan nya di gabung dengan beberapa Duta kampus sebelumnya, untung mereka menyewa ruang privat jadi kebisingan yang mereka timbulkan tidak mengganggu pelanggan lainnya.

Pesta awalnya berjalan lancar hingga semakin malas semuanya menjadi semakin menggila karena alkohol.

Hingga di suatu pagi Namjoon menemukan dirinya tidur di sebuah kamar dengan tidak pakai baju dengan Jung Hoseok yang tertidur menelungkup di sampingnya dengan kondisi yang sama-sama telanjang seperti dirinya.

Sekejab dia melihat beberapa kilasan ingatan tadi malam, Namjoon berusaha untuk duduk dan bersandar tubuhnya pegal dan nyeri di beberapa bagian. Di lihatnya banyak sekali kiss mark di setiap jengkal tubuhnya.

Hoseok terbangun saat Merasakan pergerakan dari orang di sampingnya, mata mereka saling bertemu, seperti tersadar dari sesuatu Hoseok reflek duduk, itu membuat dia merasakan Serangan pusing di kepalanya karena gerakan yang tiba-tiba tersebut.

Hoseok memegang tangan Namjoon.
"Namjoon-ah maafkan aku," Hoseok bersimpuh di depan Namjoon dengan ekspresi sedih sambil menundukkan kepalanya.

"Ya," Menurut Namjoon ini bukan masalah besar, lagipula dia pria dan dia terbiasa dengan budaya Amerika.

Hoseok menatap Namjoon dengan mata berkilau, kesedihannya entah sudah menguap kemana.

'dia semudah itu mengubah ekspresi nya,' batin Namjoon.

"Baik, aku akan bertanggung jawab," Hoseok berucap dengan semangat dan senyum di bibirnya.

"Hah...?," Namjoon terkejut dengan ucapan Hoseok.

"Ti- tidak perlu," ucap Namjoon terbata.

"Tapi..!,"

"Aku adalah seorang pria, aku tidak mungkin hamil, jadi itu tidak perlu,"
Namjoon beranjak dari duduknya dan memakai bajunya yang berserakan di bawah kasur.

"Tapi aku harus tanggung jawab,"

"Aku tau kau pasti khawatir dengan orang-orang akan tahu tentang ini, tapi kau tidak perlu memikirkan itu karena aku tidak akan  menceritakannya kepada siapapun dan meskipun aku menceritakannya  tidak akan ada yang percaya jika mereka melihat postur tubuh dan wajahku,"
Namjoon sudah selesai memakai baju.

"Aku harus pergi sekarang, aku haris menemui profesor Song hari ini," Namjoon berjalan membuka pintu kamar tersebut yang tidak terkunci.

"Jadi lupakan saja yang terjadi tadi malam, itu hanya sebuah kesalahan," Namjoon menutup pintu dan berjalan pergi tanpa mendengar jawaban dari Hoseok.

Setelah hari itu Hoseok selalu menerornya dengan datang ke fakultasnya setiap hari dan menerornya dengan telepon serta ribuan pesan, Namjoon bahkan mengganti HP nya.

Bahkan sekarang Namjoon sedsng bersembunyi di perpustakaan, tempat yang tidak bisa di akses oleh Hoseok karena anak seni tari punya gedung perpustakaannya sendiri.

"Joon," suara rendah dari seseorang yang meletakkan tangannya di bahu Namjoon.

Hal itu membuat Namjoon terkejut dan reflek kaget dan teriak.

Love Shape [HopeNam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang