Hoseok sekarang sedang duduk di pinggir kasur sambil memandang Namjoon yang baru keluar dari kamar mandi, dia menatap Namjoon dari atas ke bawah, dia mengatupkan bibirnya dengan rapat karena sedang menahan tawa.
"Kalau mau ketawa, ketawa aja kagak usah di tahan-tahan," kesal Namjoon, tadi Hoseok menyuruhnya mengganti pakaiannya dengan piyama milik Hoseok, tapi setelah dia memakainya itu terasa sangat kecil dan bahkan itu membuat bentuk tubuhnya tercetak jelas.
Hoseok mencoba menenangkan dirinya meskipun sedikit kelepasan tertawa.
"Kau terlihat sangat sexy sekarang, itu membuat ku ingin memakanmu,"
Ucapan Hoseok itu mendapatkan hadiah lemparan baju kotor dari Namjoon.Tapi yang Namjoon lupa adalah sabuknya masih terpasang di celana yang baru saja dia lemparkan dan kepala sabut itu tepat mengenai pelipis Hoseok.
"Ouch!" Seru Hoseok sambil memegangi pelipisnya.
Melihat itu Namjoon khawatir, dia pun bergegas mendekati Hoseok dan memeriksa pelipisnya, itu terlihat memerah sangat kontras dengan kulit Hoseok yang putih.
"Maaf," Namjoon menunduk untuk melihat luka tersebut sampai posisi kepalanya ada di samping wajah Hoseok.
Jujur saja meskipun wajah Namjoon terlihat cukup kaku dia punya bulu mata yang lentik dan bibir yang terlihat sangat lembut, dan bahkan kulit putih nya terlihat sangat halus itu membuat Hoseok terpana dan reflek mencium pipi Namjoon yang ada di samping wajahnya.
Namjoon yang mendapatkan serangan tiba-tiba tersebut terkejut dan reflek memukul Hoseok di kepala bagian yang terkena sabuk tadi.
Pukulannya tidak keras tapi yang di pukul adalah bagian yang luka, itu mungkin membuat rasa sakitnya 2 kali lipat.
"Oooo" Hoseok meringis sambil memegang kepalanya.
Hoseok melirik ke Namjoon yang berdiri di depannya dengan ekpresi sedih yang sangat terlihat.
"Maaf," ucap Namjoon pelan.
Sejujurnya rasanya tidak sesakit itu, Hoseok hanya merasakan sedikit nyeri di pelipisnya.
Hoseok membuka kedua kakinya dan menarik pinggang Namjoon untuk semakin dekat dengannya sehingga posisinya sekarang Namjoon berdiri di antara Kedua kaki Hoseok.
"Tidak masalah, itu tidak sakit sama sekali, kau tidak sengaja kan," Ucap Hoseok meyakinkan Namjoon bahwa dia tidak apa-apa.
"Yah.. meskipun kau sengaja aku juga tidak masalah," canda Hoseok sambil menatap Namjoon sambil kedua tangannya berada di kedua pipi Namjoon dan mengelusnya.
Sedangkan Namjoon hanya mengalihkan pandangannya dengan telinganya yang memerah karena tatapan teduh yang di berikan Hoseok padanya."Tapi kalo kau masih merasa bersalah, maka beri aku kecupan di bibir," Hoseok memajukan bibirnya.
Dengan telapak tangan nya Namjoon menutup bibir Hoseok.
Hoseok menyingkirkan tangan Namjoon dan berwlih menggenggam tangan tersebut.
"Jadi...mau bertukar?," Tawar Hoseok.
"Hah?," Namjoon bingung dengan apa yang dia maksud Hoseok.
"Piama... Piama yang ku pakai jauh lebih besar dari milikmu dan ini baru sebentar ku pakai jadi tidak akan se bau itu, kau pasti tidak akan nyaman memakai baju ketat untuk tidur, jadi..mau bertukar denganku?,"
"Oke," jawab Namjoon.
Hoseok pun membuka satu persatu kancing piamanya sebelum..
"Tunggu!! Kau mau apa?"
"Menukarnya, mana mungkin kita menukarnya tanpa melepaskannya?!," Ucap Hoseok.
"Tapi setidaknya gunakan kamar mandi!!," Namjoon berucap sambil melihat ke samping.
"Kita berdua kan laki-laki jadi tidak masalah bukan,"
"Kalo begitu cepat lepaskan,"
Namjoon berbalik membelakangi Hoseok dan mulai melepas piamanya."Kau sangat tidak sabaran ya, nih," Hoseok menyerahkan setelan piama yang dia lepas ke Namjoon.
•••
Akhirnya mereka sudah bertukar piama dan yah itu cukup pas untuk Namjoon.
"Bukannya kau punya kamar tamu?" Namjoon.
"Kau tidak mau tidur denganku?" Hoseok memiringkan tubuhnya menghadap Namjoon dengan ekpresi sedih dan mata berkaca-kaca.
"bukan begitu, apa kau tidak merasa sempit? Kalau aku se ukuran Yoongi, ini tidak akan jadi masalah tapi kau bisa lihat sendiri kalo kita berdua itu sama-sama bertubuh besar,"
Hoseok semakin mendekatkan dirinya ke Namjoon dan melingkarkan tangannya di pinggang Namjoon dan kakinya melilit di antara kaki Namjoon.
"Tidak, aku bahkan lebih suka seperti ini, aku tidak suka tidur sendiri dan lagipula kau terasa hangat," Hoseok berbicara tepat di perpotongan leher Namjoon. Sedangkan Namjoon sendiri hanya bisa pasrah.
"Oh.. Ya! Aku ingin bertanya, bagaimana bisa kau meyakinkan ibuku?," Namjoon sangat penasaran dengan itu karena pasalnya ibunya tuh adalah orang yang sulit untuk di yakinkan, sebelas duabelah lah sama dia.
Hoseok beranjak menggunakan tangan kirinya untuk menopang kepalanya dalam posisi tidur menyamping menghadap Namjoon.
"Aku melakukan video call dengan ibumu, memintanya untuk mengambil gambarku dan aku juga menunjukkan KTP serta plat nomor kendaraan ku, dan berjanji akan memulangkan putranya dengan aman dan utuh," jelas Hoseok sambil mengingat apa yang dia lakukan lagi.
Namjoon memandang nya dengan ekpresi yang sulit di gambarkan.
"Kau sedang meminta izin atau sedang di tilang polisi, apa kau juga akan menunjukkan STNK mu juga?!" Awalnya Namjoon hanya ingin sarkasme saja tapi ternyata.."Iya, aku juga menunjukkan itu juga," Hoseok benar-benar melakukannya, bahkan dia berbicara dengan ekpresi polos dan berfikir kalo hal itu adalah hal yang wajar.
"Terserah kau saja lah," Namjoon menyerah dengan bagaimana Hoseok bertindak, dia tidur membelakangi Hoseok.
"Um...? Kenapa?" Hoseok menunjukkan ekspresi bingung.
"Sudah, cepat tidur,"
Hoseok dengan semangat tidur dan menarik Namjoon ke dalam pelukannya.
"Apa kau ter obsesi dengan pelukan?," Tanya Namjoon.
"Tidak juga, hanya saja saat kau di dekatku aku ingin memelukmu," Hoseok menyamankan posisinya lalu berusaha untuk tidur meninggalkan Namjoon dengan telinganya yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shape [HopeNam]
RomanceHanya cerita ringan HopeNam. Namjoon Uke Hoseok Seme. karena sebuah kesalahan kisa ini di mulai atau mungkin ini adalah sebuah Takdir, entahlah terserah yang nulis mau di buat kek gimana.