Namjoon baru aja keluar dari ruangan BEM langsung di kejutkan dengan Hoseok yang berdiri tepat di samping pintu sambil menunjukkan senyumnya.
"Sedang apa kau berdiri di sini ?" Namjoon mengangkat satu alisnya bingung, karena Hoseok itu sangat sibuk, dia ikut 3 organisasi kalo Namjoon enggak salah ingat.
"Tentu saja aku sedang menunggumu, menurutmu apa lagi yang bisa ku lakukan saat berdiri di sini selama hampir satu jam, Ayo!" Hoseok menggandeng tangan Namjoon dan mulai berjalan pergi.
Sedangkan Namjoon hanya mengikuti ke mana arah Hoseok melangkah.
"Kau mau membawaku kemana Hoseok-ah?" Tanya Namjoon saat Hoseok menyeretnya ke parkiran.
"Ke rumahku," Hoseok menjawab tanpa menoleh dan masih melanjutkan jalannya.
"Hah! Aku masih ingat kalau aku punya rumah, aku harus ke stasiun sebelum kereta terakhir berangkat, atau tidak ibuku akan khawatir jika aku tidak pulang," Namjoon memang awalnya pakai mobil untuk berangkat kuliah, tapi karena kejadian saat hari pertama masuk universitas, ibunya sama sekali tidak mengizinkan dia untuk naik mobil sendiri.
"Tenang saja, aku sudah minta izin ke ibumu,"
Namjoon berhenti berjalan Saat mendengar jawaban Hoseok.
"Kau bicara dengan ibuku?"
Merasa seseorang yang dia gandeng tidak ber gerak untuk berjalan, Hoseok pun berhenti melangkah dan berbalik untuk melihat Namjoon yang mematung.
Merasa mengerti apa yang sedang di fikikan pacarnya yang baru resmi tadi pagi itu, Hoseok hanya terkekeh gemas melihat Namjoon yang berdiri membeku sambil sibuk dengan fikiranya.
"Tenang saja!, Aku hanya minta izin agar kau bisa menginap di rumahku, tidak lebih!, Aku tidak akan mengatakan pada siapapun jika kau tidak mau,"
Penjelasan Hoseok membuat Namjoon tersadar dari lamunannya.
"Benarkah?," Tanyanya.
Hoseok menjawabnya dengan anggukan sambil membuka pintu penumpang untuk Namjoon, setelah Namjoon masuk Hoseok berlari ke sisi samping mobil, masuk dan duduk di kursi kemudi.
"Bukannya rumahmu hanya 2 blok dari sini?," Tanya Namjoon saat Hoseok sudah duduk dan mulai menyalakan mobil.
Mobil itu berjalan ke luar parkiran.
"Karena aku mengajakmu jadi aku bawa mobil biar romantis," Hoseok berucap sambil fokus mengemudi.
"Mmm.. bukannya hal-hal romantis biasanya naik motor bukan mobil, kau tau ucapan yang terkenal kalo 'Imam itu di depan bukan di samping' ?" Ejek Namjoon tentang hal yang di sebut romantis oleh Hoseok.
Sedangkan Hoseok hanya membalas dengan tawanya.
"Itu tidak salah, hanya saja aku tidak suka membuat makmum ku kesusahan, kalau aku bisa memperlakukan mu seperti seorang raja jadi untuk apa mengajakmu menjadi rakyat biasa untuk merasakan ke romantisan yang sangat biasa itu," Hoseok memandang Namjoon sekilas dan mengecup tangan Namjoon yang dia genggam sedari dari tadi."Mmm... Sudah berapa wanita yang termakan ucapan mu?," Tanya Namjoon.
"Um, sayangnya tidak ada," Hoseok menjawab sambil melirik sekilas ke Namjoon sebelum kembali fokus lagi ke jalan.
Namjoon menunjukkan ekspresi sedikit kaget sebelum dia kembali berucap
"Ok, akan ku ganti pertanyaannya, sudah berapa pria yang sudah termakan oleh ucapan mu?""Satu sepertinya,"
"Kenapa kau seperti tidak yakin?," Tanya Namjoon penasaran sambil tanpa sadar mendekatkan dirinya ke Hoseok.
"Bagaimana menurutmu? Apa kau tergoda dengan ucapan manisku?"
tiba-tiba Hoseok berbalik melihatnya, itu membuat wajah mereka jadi sangat dekat, bahkan dia bisa merasakan hembusan nafas Hoseok.Hal itu membuat muka Namjoon menjadi memerah, tapi beberapa detik kemudian Namjoon menoyor kepala Hoseok untuk kembali fokus ke jalan.
"Lihat jalannya, aku belum ingin mati sekarang, sudah cukup aku hampir mati di bonceng si Kim Yoongi!!" Omel Namjoon kesal.
Sedangkan Hoseok hanya tertawa mendengar omelan Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Shape [HopeNam]
RomanceHanya cerita ringan HopeNam. Namjoon Uke Hoseok Seme. karena sebuah kesalahan kisa ini di mulai atau mungkin ini adalah sebuah Takdir, entahlah terserah yang nulis mau di buat kek gimana.