🖤-🖤
Jder
bunyi pintu yang ditutup kencang. Seorang laki-laki memasuki gudang, berjalan mendekati seseorang yang terikat di kursi yang berada di dalam gudang itu.
"Bilang sama gue siapa yang nyuruh elo?"ucap Daren tepat di depan wajah laki-laki yang saat ini terikat di kursi. Laki-laki yang baru saja memasuki gudang itu adalah Daren.
"Lo tuli hah, gue tanya siapa yang nyuruh elo?"tanya Daren lagi dan orang itu masih diam sambil menunduk.
Bugh
Satu pukulan dari Daren mengenai perut laki-laki itu.
Bugh
Satu pukulan lagi mendarat di pipi kiri laki-laki itu yang membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah, tapi laki-laki itu tetap diam enggan menjawab pertanyaan yang Daren lontarkan.
"Masih gak mau ngomong, oke kalo itu mau lo"ucap Daren mengambil sesuatu di dalam sakunya.
Sebuah pisau kecil yang terlihat tajam
ia keluarkan dari sakunya."Em bagusnya buat bentuk apa dulu?"tanya Daren tepat di kuping sebelah kanan laki-laki itu yang membuat laki-laki itu menegang ketakutan.
"Ja-ja-jangan"ucap laki-laki itu
"Kenapa, lo takut?"ucap Daren sambil bersmirk di depan wajah laki-laki itu.
"Kalo lo takut, kenapa lo ngelakui hal itu, punya otak kan lo, jadi terima aja konsekuensinya"ucapnya lagi sambil memainkan pisau kecil itu.
srettt
aakkhhh
srettt
aakkhhh
Suara goresan dan rintihan terdengar menggema digudang itu. Daren menggoreskan pisau kecil itu di bagian tangan kanan laki-laki itu dan membentuk huruf X.
"Tenang ini belum seberapa"ucap Daren memutari kursi yang diduduki laki-laki itu.
"Gue bakal lakuin sesuatu yang lebih dari ini tapi bukan sekarang"ucap Daren sambil memasukkan pisau tadi ke dalam sakunya.
Daren mengeluarkan ponselnya dari dalam jaketnya, menyalakannya dan mengetikkan sesuatu sebelum kembali dimasukkannya kedalam jaket.
Tak berselang lama datang dua orang laki-laki menghampiri Daren.
"Ada apa bos memanggil kami kesini?"tanya salah satu dari dua laki-laki yang baru datang.
"Gue mau lo berdua jagain dia disini, jangan sampe dia kabur!"suruh Daren pada keduanya.
"Siap bos"ucap kedua laki-laki itu. Daren pun langsung keluar dari gudang itu.
"Berani banget ya lo ngelakui itu"kata salah satu dari dua laki-laki suruhan Daren yang mendapat lirikan mata dari laki-laki yang terikat dikursi.
"Udah lah Dika percuma lo ngomong sama orang bego kaya dia"ucap salah satunya juga.
"Lo bener"ucap Dika. Dika mengambil solasi yang ada disana lalu menguntingnya dan menempelkannya dimulut laki-laki yang terikat dikursi.
"Gas"panggil Dika pada temannya.
"Heh nama gue Bagas ya enak aja manggilnya gas, lo kira gue tabung gas"ucap Bagas tidak terima.
"Ya elah kan belakangnya ada gasnya, gak salah kan gue"bela Dika menampakkan senyumnya.
"Serah lo aja lah, tadi lo mau ngomong apa?"tanya Bagas
KAMU SEDANG MEMBACA
Cooperation that grows a love(Hiatus)
FanfictionBerawal dari ketidaksengajaan dan ternyata juga mempunyai tujuan yang sama membuat mereka harus berkerjasama dan secara tidak langsung menumbuhkan benih benih cinta. Yuk kita ikuti kisah mereka.