🖤—🖤
"Turun"suruh gadis itu kepada Daren, Daren pun menurut turun. Mereka sampai di sebuah rumah besar bercat putih, setelah memarkirkan motor Daren di halaman rumah gadis itu membantu Daren berjalan menuju pintu rumah.
Tok tok tok
"Sebentar"sahut orang dari dalam rumah.
Ceklek
"Dari mana?"tanya laki-laki yang baru saja membuka pintu rumah kepada gadis itu.
"Dari rumah Kila, bang"jawabnya berjalan masuk meninggalkan laki-laki itu dan Daren di depan pintu.
"Lo siapa?"tanya laki-laki itu pada Daren dengan tatapan datarnya.
Daren diam mencari jawaban apa yang harus ia katakan kepada orang di depannya ini, dan kenapa gadis tadi juga meninggalkan dia di depan pintu bersama laki-laki ini.
"Dia temen gue"ucap gadis itu kembali kedepan pintu.
"Ayo masuk"suruhnya kepada Daren.
Sambil membantu memapah Daren menuju ruang tamu dan mendudukkannya disofa ia pun juga ikut duduk disofa, disusul laki-laki tadi yang sudah menutup pintu rumah dan ia juga duduk di sofa menghadap sang adik."Ngapain lo bawa dia kesini?"tanyanya kepada sang adik sambil melirik Daren.
"Gue tadi gak sengaja buat dia celaka"jawab gadis itu.
"Trus kenapa lo bawa kesini, kan bisa ke rumah sakit?"tanyanya lagi.
"Dia gak mau di bawa ke rumah sakit ya udah gue bawa kesini"jawabnya.
"Kenapa lo gak mau di bawa kerumah sakit sih nyusahin aja?"tanya laki-laki itu kepada Daren.
"Lo gak perlu tau alesannya"jawab Daren dengan wajah datarnya dan menatap laki-laki itu.
"Songong banget ya lu"ucap laki-laki itu sambil menatap Daren.
Gadis yang berada di antara mereka merasakan aura ketegangan antara kedua laki-laki itu pun berkata.
"Udah lah bang, karena dia gak mau di bawa ke rumah sakit mangkannya gue bawa kesini sebagai bukti tanggung jawab gue karna buat dia celaka"ucap gadis itu membuat abangnya mengalihkan pandangannya ke arah dia.
"Heh emang disini ada dokter apa?"ucap laki-laki itu lagi.
"Kan ada abang"jawab gadis itu.
"Gue bukan dokter, lagian dia juga keliatan baik-baik aja gak ada yang luka"ucap sang abang sambil melihat Daren dari atas sampai bawah memastikan tidak ada luka.
"Kaki gue sakit"ucap Daren tiba tiba.
"Ia bang kaki dia sakit ketindihan motor tadi"bela sang adik.
"Jadi laki kok lemah gitu aja sakit"nyinyir laki-laki itu pada Daren.
"Ya coba lo ada di posisi gue mau gak"bela Daren karena memang kaki dia sakit.
"Ogah"sahutnya.
"Ya kan elo dek yang buat dia celaka ya elo yang mijitin lah"ucapnya pada sang adik.
"Bang Andre yang ganteng mau ya bantuin adek mijitin kakinya dia"pinta gadis itu kepada abangnya yang bernama Andre itu dengan wajah yang dibuat buat imut.
"Kebiasaan gini ni kalo ada maunya"ucap Andre dengan merotasikan bola matanya.
"Yaudah gue bantuin"ucapnya kembali.
"Yey makasih abangku, gue tinggal buat minuman dulu"ucap gadis itu berlalu ke dapur untuk membuat minuman. Tinggallah mereka berdua di ruang tamu itu. Mereka sama sama diam sampai Andre lebih dulu berkata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cooperation that grows a love(Hiatus)
FanfictionBerawal dari ketidaksengajaan dan ternyata juga mempunyai tujuan yang sama membuat mereka harus berkerjasama dan secara tidak langsung menumbuhkan benih benih cinta. Yuk kita ikuti kisah mereka.