Karena rencananya mengikuti ajang cari jodoh lewat cermin ajaib gagal, Oceanica terpaksa harus menghadapi kenyataan dikejar buaya seumur hidup. Ditambah lagi hukuman yang harus ia jalani, plus hukuman tambahan memecahkan cermin ajaib. Tentu saja semuanya harus Oceanica kerjakan sendiri, Azul lepas tangan begitu saja.
"Sial, awas lu Julkijah, gua jadiin takoyaki mampus!" Oce mencabik kesal, ia memukul-mukuk jendela cafetaria meski pada akhirnya jerit-jerit kesakitan sendiri.
"Oceanica-chan? Kesurupan setan nyot-nyot?" Yuu mengintip dari balik dapur cafetaria sebelum akhirnya mendekat kearah Oce.
"Ndasmu kerasukan, ini lagi kena hukuman dari Kepsek Beban." Oceanica duduk disalah satu kursi cafetaria, Yuu mengikutinya.
"Kena hukuman lagi? Kayaknya kamu ngefans banget ya sama Pak Crowley."
Oce buru-buru protes, "Idih najis enak aja! Meski dia lumayan ganteng pas ga pake topeng badut sih."
Yuu terkekeh, "Emangnya abis bikin masalah apa sampe dihukum bersihin cafetaria sendirian?"
Oce meneguk segelas air yang dibawakan Yuu, "Ini semua gara-gara Si Julkijah!"
"Azul-san?"
Oce mengangguk, "Iya, dia enak banget main lepas tangan! Meski yang mecahin cermin ajaib gua sih ..." Oce mengacak rambutnya kesal, "tapi kan tetep aja, yang nyolong cermin Si Azul."
"Uhuk-uhuk ..." Yuu terbatuk, "Ce-cermin ajaib pecah?"
Oce mengangguk sekali lagi.
"OASU JALAN PULANG GUA!!!!" Yuu berteriak, Oceanica komat-kamit baca yasin. Takutnya Yuu kerasukan setannya Abah.
"Aelah ... ini mah seumur hidup bakal jadi babunya Crowley." Yuu meratapi nasib malangnya. Malang betul nasibnya, seumur hidup harus menjadi babu Crowley.
Berikutnya Yuu pergi. Dia bilang pengen menampol Crowley, mau protes kenapa cerminnya malah pecah sebelum dia bisa balik. Oce sendirian lagi, padahal dia pikir Yuu bisa diajak bersih-bersih cafetaria. Eh anaknya malah keburu kena mental.
Dengan mulut yang masih sibuk mengutuk Azul, Oce mulai kembali membersihkan jendela cafetaria.
Saat tengah asik nguli—bersihin jendela tiba-tiba saja sesosok kepala muncul dengan seringai anehnya.
"Kecebong-chan~"
"BANGSA—ASTAGFIRULLAH KAGET."
Oceanica mengatur nafasnya, beruntung jantungnya tidak keluar dari tempatnya. Sementara Sang Pemilik Kepala, malah asik cengengesan—Floyd.
"Oasu, kata Nazuna lu udah mati." Oceanica mengingat-ingat kejadian Floyd ditabok sampai bertemu penciptanya. Bahkan semalam sempat diadakan tahlilan dengan Floyd terpampang dibuku yasin.
"Hee~ Lele-chan bilang begitu? Hidoii~" Floyd tampak murung, Oce juga sama bedanya Oce murung karena kecewa Floyd masih hidup.
"Nee~ nee~ Kecebong-chan!" Floyd meniup-niup wajah Oceanica, untungnya ada kaca sebagai penghalang. Kalau tidak ada kaca mungkin Floyd sudah dipastikan tewas ditempat.
"What?"
"Hee~ Kecebong-chan terlihat mengenaskan sekali dari sini~ mirip, eum ... apa namanya ya? Pembantu?"
Prang!
Kaca jendela cafetaria pecah, Oceanica melayangkan tinjunya kearah Floyd namun berhasil Merfolk itu hindari.
Floyd terkekeh senang, "Shi ... shi ... Kecebong-chan lucu sekali~ bagaimana jadinya ya jika Crowley-sensei tau jendela cafetaria pecah? ~"
Oceanica elus dada, "Kenapa bisa ya kakaknya kalem, berakhlak ... tapi adiknya kelakuannya kayak monyet lepas kandang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
「 You in Wonderland 」، twisted wonderland fanfic
Fanfiction"Untukku, untuk dia, dan untukmu." "Kita sudah kehabisan waktu." "Mau bagaimana lagi, jangan pernah lari dari genggamanku" Dan selamat datang untukmu, dinegeri para penjahat. . . . Sebek Zigvlot, mendapati dirinya terjebak didalam sebuah peti m...