Sesuai kesepakatan, sepulang sekolah Oceanica berkunjung ke asrama Octavinelle. Dan sesuai perjanjian juga, Oceanica datang kesana menaiki Floyd. Jangan tanya bagaimana rasanya menaiki seekor belut rabies, rasanya seperti menaiki elang indosiar. Tapi versi kena rabies.
"IH AJG FLOYD JANGAN PEGANG-PEGANG LU!"
"Hee~ kalau tidak ku pegang Cilok-chan nanti jatuh, emang mau dimakan buaya?"
Selama perjalanan yang menyiksa itu Oceanica lebih banyak mengomel. Bagaimana tidak, sekali lagi saya ingatkan. Oceanica sedang simulasi menaiki elang indosiar yang terkena rabies.
Setelah sempat terjebak dimulut paus + dikejar-kejar hiu + kena tilang ubur-ubur, dan mampir sejenak ke crustycrab akhirnya mereka berdua sampai juga digua Azul. Sebetulnya gua ini ga terlalu jauh dari NRC, cuma ya Floyd sengaja ngajak Oceanica keliling samudra. Kencan naik elang indosiar gitu deh.
"Assalamualaikum." sebagai manusia yang masih memiliki setitik akhlak, Oceanica masuk gua Azul salam dulu.
Gua atau Asrama Octavinelle tidak terlalu semengerikan yang Oceanica bayangkan. Pintu masuknya memang sebuah gua laut besar nan gelap. Tapi didalamnya terdapat istana laut yang indah. Ada beberapa pilar dan tentakel gurita berukuran besar disana. Hewan laut kecil berenang kesana-kemari.
Ngomong-ngomong Oceanica bisa bernapas akibat ramuan yang Azul berikan. Lebih tepatnya jual, karena Oceanica harus bayar nantinya.
Asrama Octavinelle sangat besar juga unik. Ditengah-tengah atau pintu masuknya terdapat ruang utama. Ada aquarium berukuran besar sebagai hiasan, dan juga lampu gantung kerang serta Sofa tamu berwarna merah yang menghadap ke aquarium. Azul duduk disalah satu sofa, sambil meminum marimas mangga.
Sedangkan diatas aqurium kita bisa melihat Nazuna sedang memancing lele. Padahal itu aquarium bukan empang.
"P jul." Oceanica memanggil gurita berkacama dihadapannya, namun sepertinya Azul tidak menyadari ada Oceanica didepannya. Sepertinya Azul tengah sibuk menghitung duit hasil ngepet semalam.
"WOY AZUL!" Oceanica memanggil sekali lagi.
Azul baru melirik, "Apaan?"
"Woy Zu, ryocho mu emang suka dongo begini ya?"
"Ga juga, itu efek tadi pagi palanya gua jedotin ke tembok." Nazuna menjawab, sambil menyemplung kan Floyd keaqurium.
"Lu Oce kan? Ntar gua ngitung hasil ngepet dulu. Lu duduk aja disitu ntar gua suruh Jade bikinin lu teh." Azul menunjuk kearah kursi didepannya.
Oceanica menurut, ia duduk manis kedua kakinya ia taruh dimeja. Jade datang membawa cangkir teh dan beberapa kue.
"Itu ga gratis btw, nanti gua catet dibuku utang." Azul mengingatkan, matanya masih sibuk menghitung duit hasil ngepet.
Oceanica elus dada, ingin betul ia menumpahkan teh panas ke wajah Azul.
Setelah lama menunggu akhirnya Azul selesai ngitung duit haramnya. Iya, membutuhkan waktu lama bagi Azul ngitung duit. Oceanica bahkan sempat ketiduran, saking gabutnya dia sampai ikutan panen lele bareng Nazuna.
"Ok udah, ikut gua." Oceanica nurut, ia membuntuti Azul dibelakang.
Mereka melewati lorong berkaca, pemandangan lautan terlihat dari sini. Ada pemandangan ikan hiu sedang memakan tomat, i love u so much.
Mereka berdua + Floyd dan Nazuna yang ngintil dibelakang tiba disebuah Aula besar. Aula itu lebih besar daripasa ruang utama. Terdapat lilin-lilin dan patung wanita gurita ditengahnya. Taukan? Seperti salah saty patung penting di NRC.
KAMU SEDANG MEMBACA
「 You in Wonderland 」، twisted wonderland fanfic
Hayran Kurgu"Untukku, untuk dia, dan untukmu." "Kita sudah kehabisan waktu." "Mau bagaimana lagi, jangan pernah lari dari genggamanku" Dan selamat datang untukmu, dinegeri para penjahat. . . . Sebek Zigvlot, mendapati dirinya terjebak didalam sebuah peti m...