“Oh jadi lu anak dorm Diasomnia?”
Karena mereka belum mempelajari sihir teleportasi, terpaksa mereka harus kelokasi adu cupang—savanaclaw dengan berjalan kaki. Itung-itung keliling sekolah.
Sebek mengangguk, selama perjalanan buaya ini lebih banyak diam. Ia sibuk melihat kesekeliling.
“Walah, saran gua nih lu ati-ati aja ya sama masakan Mama Lilia.”
Kening Sebek berkerut, “Lilia? Lilia Vanrouge? Fukuryocho di drom Diasomnia kan?”
“Yoi, dan dari alasan lu masih bernapas sampe sekarang, keknya lu belum pernah coba masakannya deh.” Oceanica melirik Sebek dari atas sampai bawah.
“Yah bagus deh, sehat terus sampe lulus ya!” Oceanica menepuk-nepuk bahu temannya itu.
Akhirnya mereka tiba dipintu masuk dorm dengan lambang singa barong itu. Suasana dan suhu seketika berubah menjadi panas, butuh adem sari.
“Disini panas juga ya.” Sebek mengelap peluh didahi, “ya wajar sih namanya aja savana.”
“Oh, sorry gua baru inget buaya lebih banyak diaer.” Oceanica melirik sekilas kearah Sebek yang tengah kepanasan. Ia baru teringat Sebek buaya jejadian.
“OI CILOK, LU LAMA BANGET DAH LU KELEWAT ADUAN NIH.” dari atas pohon terlihat seorang wanita bersurai putih-pink—Nazuna, “lah? Sejak kapan lu piara anakan biawak?”
Sebek kenal betul siapa yang Nazuna maksud anakan biawak, itu dirinya.
“Nama gua sebek,” Sebek berteriak, “cari doi setia umur 15-17 tahun, cet 6288229117010.”
Nazuna manggut-manggut, “Walah otaknya jatuh dari kereta kuda toh.”
“Lu ngapa bawa buaya bau azab kesini dah.” dengan rambut acak-acakan, pria berkulit sawo matang berseru dengan suara beratnya. Dia adalah abah kesayangan anak Savanaclaw—Leona.
Meski perkataannya agak nyelekit kek omongan tetangga, sebetulnya Abah ini lumayan baik hatinya.
“Buset pedes amat Bah.” Oceanica berusaha meredakan amarah buaya ijo disebelahnya.
“Ya oke, nama lu Sebek kan?” Nazuna melompat turun, menjadikan dahan pohon sebagai pijakan. Sifatnya sangat berbeda dari penampilannya yang terlihat manis. Kini Sebek tahu kenapa Nazuna dan Oceanica bisa menjadi teman akrab.
Sebek mengangguk ia masih agak jengkel dengan perkataan Leona barusan, “Gua Nazuna, majikan kesayangan Oce.”
Nazuna tersenyum lebar, sementara Oceanica sibuk mencari batu untuk dilempar.
“Ini Abah Leona, agak jutek orangnya. Tapi dia baik kok.” Nazuna menepuk bahu Leona pelan, dari sini tinggi mereka kelihatan sekali perbedaannya.
“Apaan sih.” bukan Leona namanya kalau tidak terlihat jutek, bukan Leona juga kalau bisa mudah akrab dengan orang baru.
“Widih, gua pikir lu kesini sama siapa taunya sama anakan komodo.” suara yang familiar terdengar dari arah jarum jam 9.
“Dia pacar lu Ce?” Oce langsung melirik kearah sumber suara, didapatinya dua penghuni dorm hati—Ace dan Deuce.
“Maksud njem? Lu tau kan gua demennya sama Idia-senpai.” Oceanica tidak terima dirinya dipasangkan dengan makhluk hijau mirip Adudu ini. Sedangkan Sebek cuma bisa berwajah masam, patah hati ternyata si doi udah punya pujaan hati.
“Dih udah wibu nolep lagi, mending lu suka sama gua dah.” celetuk Ace, diakhiri dengan tampolan Deuce.
“Hi, gua Deuce Spade anak asrama hati. Lu?” Deuce menjulurkan tangannya, memulai perkenalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
「 You in Wonderland 」، twisted wonderland fanfic
Fanfic"Untukku, untuk dia, dan untukmu." "Kita sudah kehabisan waktu." "Mau bagaimana lagi, jangan pernah lari dari genggamanku" Dan selamat datang untukmu, dinegeri para penjahat. . . . Sebek Zigvlot, mendapati dirinya terjebak didalam sebuah peti m...