Masih seperti pagi-pagi sebelumnya, gadis itu tengah duduk di ujung ranjangnya dengan tatapan kosong ke luar jendela. Matanya yang sayu menatap lurus tanpa ada fokus yang dituju. Kini hanya raganya yang hidup, karna jiwanya telah lama mati. Begitu banyak beban yang ia emban sendirian dahulu, begitu banyak pula luka yang ia rasakan hingga mati seperti ini.
Gabby Anandyta, gadis yang selama ini menyimpan banyak beban menyedihkan sendirian. Seolah Tuhan tak henti-hentinya memberikan cobaan, hingga berakhir seperti ini. Dunianya kosong, yang ada dipikirannya hanya sosok mamanya yang telah lama tiada dan satu sosok lelaki yang dahulu selalu menemaninya.
Seorang laki-laki memasuki kamar dengan nuansa putih tersebut, kemudian ia berlutut dihadapan Gabby, menggenggam kedua tangan gadis itu. Gabby seolah tak memperdulikan siapa yang ada dihadapannya sekarang.
"By, makan yuk," ucap laki-laki itu pelan.
Tak ada jawaban.
Laki-laki tersebut mencoba mengambil mangkuk yang ia bawa tadi, menyodorkan satu suapan, namun ditangkis oleh Gabby hingga semuanya berantakan di lantai.
"PERGI!" ucapnya dengan nada berteriak.
Mendengar suara berisik, satu laki-laki lain memasuki kamar Gabby.
"Ada apa Ta?" tanyanya pada laki-laki yang masih berlutut dihadapan Gabby.
"Kembaran lo gak mau makan, Bil, akhirnya di tangkis nih bubur," ucapnya sambil melihat bubur yang berserakan di lantai.
"Yaudah biar gue yang beresin ntar, sekarang lo pulang aja Ta,"
Dua laki-laki itu adalah Genta dan Billy.
Genta berdiri dari tempatnya, "bukannya hari ini ada jadwal check up Bil?"
"Iya, tapi hari ini juga tepat satu tahun kepergian dia, jadi kayanya Gabby mau gue anter ke pemakaman dulu," ucap Billy.
"Gue anter," tawar Genta.
"Gak perlu Ta, nanti gue kabarin lo kalo udah kelar dari dokter," Genta hanya membalas dengan anggukan, kemudian keluar dari kamar Gabby, meninggalkan Billy disana.
Billy memosisikan badannya seperti yang Genta lakukan tadi, berlutut dihadapan Gabby, lalu ia menggenggam kedua tangan sang saudari kembarnya.
"By, lo mau ketemu dia gak? Gue anter ya?" ucapan Billy tersebut langsung mendapat respon baik dari Gabby.
Wajah gadis itu yang tadinya murung, kini telah berubah menjadi sangat cerah, senyum ceria tercipta dari bibir cantiknya.
Bagi Gabby, dia adalah seseorang yang sudah menemani disetengah hidupnya, memberikan kebahagiaan yang tak pernah ia dapat dari orang lain. Dan setelah kepergiannya, hidup Gabby semakin berantakan.
Bagaimana semua ini berawal?
Bagaimana semua penderitaan ini datang bertubi-tubi dikehidupan Gabby?
Semua akan diceritakan disini...
06 Sep 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
IRREPLACEABLE
Teen FictionYou will be my only one and irreplaceable story of treasure.member