Chapter 2: Kalau Bisa, Maunya Kamu Aja

1.2K 183 143
                                    

"Kucingmu belum waktunya lahiran, Jungwon. Cuma belakangan ini kayaknya dia banyak beban berat. Apa dia sedang banyak pikiran?"

Jungwon menatap Dokter Yeonjun sambil melongo. "Banyak pikiran itu yang gimana ya, Dok?" ia balik nanya, rada nggak nyambung soalnya.

"Mau makan tinggal makan, mau tidur tinggal tidur, kawin tinggal kawin. Anak-anaknya saya yang ngurus. Dari mandiin sampai dia gosok gigi, juga saya. Tugas dia di dunia ini bisa dibilang cuma rebahan dan beranak. Banyak pikiran darimananya coba?"

"Mungkin dia bosen?" Dokter Yeonjun menatap Cunu yang duduk di atas timbangan badan. Menatap melas karena minta pulang. "Di rumah dia nggak akur ya sama dua temennya yang lain?"

"Sama Hoonie? Wah, jangan harap. Ada juga pertumpahan darah kalau mereka sama-sama," sesal Jungwon. "Kalo sama Jakey sih udah keterlaluan akurnya sampai tindih-tindihan mulu. Capek saya liatnya, iri juga."

"NAH ITU! ITU!" Dokter Yeonjun menunjuk muka Jungwon. "Kenapa nggak dipisahin coba? Kucingmu lagi hamil, kenapa dibolehin buat ditindihin? Harusnya Jakey kamu cariin betina lain biar nggak ganggu yang ini. Gimana sih kamu, Won? Ngerti ngurus kucing kagak, sih?"

"Yaelah Dok, dikira gampang ngurus si Jakey? Dia tuh milih-milih kalau pasangan." Jungwon masam. Ia mengambil minuman kaleng di atas kulkas, padahal belum ditawarin. "Kalau betinanya jelek, burik, apalagi keluyuran mulu di jalanan, dia mana mau. Jakey tuh sukanya kucing yang rajin perawatan. Pakai hair care. Creambath tiap minggu. Mandi uap. Meni-pedi. Koleksi parfum mahal. Healthy diet. Hobi nge-gym. Pelanggan setia Dior sama Gucci..."

"Ya kamu adopsi lah satu betina yang rada mendingan, susah amat," Dokter Yeonjun geleng-geleng. "Ambil anakan Persia apa kek gitu."

"Udah pernah, Dok, ampun dah! Dokter jangan bikin saya jadi pembunuh napa dah?" Jungwon frustrasi, "Dulu saya bawa betina baru dari kampung, lah betinanya malah digiring sama Cunu sampai kecebur akuarium. Nih kucing imut-imut gini, jiwanya psikopat. Tikus aja dicekik sama dia buat bahan dilihatin doang. Nggak diapa-apain, Dok, tapi dia menikmati penyiksaan."

"Ah masa sih, nggak yakin saya." Yeonjun memandang Cunu yang sekarang turun dari timbangan dan berjalan di atas meja. "Kayaknya nggak ada psikopat-psikopatnya deh dia."

"Dibilangin nggak percaya." Jungwon mendengkus, terus lanjut minum. Ia membaca sekilas resep antibiotik yang harus ditebus di depan, sambil melirik Cunu yang beringsut minta digendong Dokter Yeonjun.

Sepertinya ada tanda-tanda negara api siap menyerang...

"Miu... Miu..."

Bahkan suara Cunu sangat lucu. Dokter Yeonjun meletakkan kucing itu di tangannya dan bertanya, "Cunu, Jakey dicariin betina baru, ya?"

"Miu~"

Jungwon melirik lagi. Masih aja ni orang cari mati... untung si Cunu rada lola makanya nggak langsung digas.

"Itu buat kebaikan Cunu dan anak-anak Cunu. Nanti kalau udah sehat, bisa main bareng Jakey lagi..."

"Mmm... miu~"

"Tuh, Won, si Cunu mau-mau aja dimadu—GYAAA SAAAKIT!!! DASAR KUCING PSIKOPAT!!!"

Si dokter tadinya cuma iseng menunjuk muka Cunu, tapi telunjuknya langsung digigit. Gigitnya juga nusuk sampai ke tulang-belulang. Sakit sampai ke persendian hingga merambah masa depan.

"Miu..."

Setelah melakukan perbuatan kriminal itu, Cunu langsung melompat turun dan bergulat manja dalam pangkuan Jungwon. Bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

I Cats You! | ENHYPEN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang