O1. Newcomer

154 17 12
                                    

March 4th - Seoul, South Korea

Suara telepon berdering menggema ke seluruh kamar apartemen yang sunyi. Sudah beberapa kali telepon tersebut berdering, lalu kemudian mati, dan berdering kembali. Namun, hal tersebut sama sekali tidak mengusik tidur nyenyak seorang pria jangkung bersurai blonde yang sedikit panjang. Pria jangkung bernama Sam itu masih bergelung dengan selimutnya, dengan mata tertutup rapat tanpa ada niatan untuk bangun sedikit pun.

Setelah sekian lama berdering, kini suara telepon tersebut berganti menjadi sebuah suara yang memekak telinga. Rupa-rupanya itu adalah suara alarm yang sengaja dipasang oleh Peter–rekannya kemarin malam khusus untuk dirinya. Pria gemini itu akhirnya terganggu, dan mulai mengerjapkan matanya perlahan. Masih berusaha membuka matanya yang sangat berat, ia juga berusaha meraih ponselnya yang mengganggu. Tepat ketika ia sudah berhasil meraih ponselnya, dirinya sudah sepenuhnya sadar.

Dirinya menghela nafas berat sembari mengucapkan beberapa sumpah serapah di dalam hatinya. Sungguh pagi yang tidak menyenangkan.

"Harusnya gue gak nurut waktu dia bilang mau ganti suara alarm jadi suara neraka kaya gini." Sam menggerutu sembari mengecek benda pipih yang nampak kecil di genggamannya. Seluruh panggilan tak terjawab berasal dari Peter, dan satu pesan masuk ke ponselnya kemudian.

Tuan Pangeran, apakah anda masih kesulitan bangun dengan alarm itu? Saya sudah mengubahnya menjadi lebih baik. Bagaimana?

Detik itu juga Sam mulai mengetik balasan dengan seribu sumpah serapah yang akan ia sampaikan kepada rekannya itu.

Brengsek. Kalau gue sampai tuli, telinga lo yang bakal gue potong!

Setelah selesai mengirimkan balasannya, Sam memandang ke arah jam dinding klasik berwarna putih dengan aksen bunga mawar dibeberapa bagian. Pukul delapan lewat sebelas menit. Sam tidak ingin melewatkan waktu sarapannya yang berharga sehingga ia bergegas menuju pantri yang berjarak beberapa meter saja dari kamarnya. Sam sendiri baru menempati apartemen itu sekitar dua hari, semenjak ia dan timnya berhasil menyelesaikan misi besar yang ditugaskan oleh Bos dengan sangat baik dan menjadi profit besar bagi organisasi mereka. Mengingat hal tersebut, Sam selalu mengukir senyum tipis, bangga akan dirinya dan juga rekan-rekannya yang sangat hebat.

Sebagai hadiah dari hal tersebut, Bos memberikan apartemen ini sebagai hadiah kepada Sam, dan beberapa apartemen lain di kawasan yang berbeda untuk rekan-rekannya. Selain itu, rekening Sam juga menjerit senang melihat nominal yang terpampang di layar ponsel pintar Sam. Bukan nominal yang main-main. Hal tersebut tidak hanya dirasakan olehnya, rekan-rekannya sudah sejak kemarin membahas bagaimana keadaan apartemen mereka, bagaimana mereka akan menghabiskan uangnya, serta bagaimana mereka terkejut akan nominal yang terpampang di layar ponsel mereka masing-masing. Sungguh sebuah euforia yang memenuhi grup obrolan hingga ponsel Sam terasa panas sejenak.

Sam mulai mengobservasi pantri tempatnya berdiam diri sekarang. Cukup minimalis namun sangat rapi dan tertata. Sepertinya selera yang dimiliki oleh sang Ibu benar-benar melekat pada dirinya. Setelah puas melihat pantri, ia pun mulai mengambil beberapa bahan makanan yang terlihat di depan matanya. Untuknya yang baru berdiam selama dua hari di sini, tidak ada banyak hal yang bisa ia pikirkan untuk sarapan karena hanya sempat berbelaja sedikit kemarin. Dia hanya bisa mengambil sekotak besar tomat ceri dan segelas jus apel segar sebagai sarapannya.

Beberapa saat hening menyelimuti apartemen Sam, namun hal tersebut berubah ketika ponselnya mulai berdering lagi, rupanya grup obrolan mereka mulai hidup kembali, diawali dengan Calvin yang mengirim foto selfie-nya sedang sarapan dengan segelas susu coklat dan sepotong roti panggang.

Heiho! Selamat pagi para warga! Pemandangan di sini bagus banget. Kayanya apartemen gue yang paling bagus di antara kalian.

Setelah itu muncul lah rekan Sam yang lain, mulai mengomentari dan membantah Calvin. Seperti biasa.

ODDINARY [Stray Kids]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang