.
.Matahari pagi yang indah dan hangat menyapa sepasang suami-istri yang masih sibuk melelapkan diri di atas kasur king size mereka. Sepasang piyama bermotif kotak-kotak menandakan bahwa seorang pria dan wanita muda ini adalah sepasang pengantin baru. Sprei yang membalut kasur mereka pun warnanya masih cerah. Selimut yang menutupi tubuh dua manusia itu pun masih menampakkan garis lipatan. Persis seperti selimut yang baru dibuka dari bungkusnya.
Johnny si suami terbangun terlebih dahulu karena gangguan suara motor yang berasal dari rumah tetangga. Ditambah suara sapu lidi yang sedang menari ke sana dan ke sini di atas jalanan aspal. Sungguh suasana kehidupan yang sesungguhnya.
Pria jangkung itu tidak langsung beranjak dari tempatnya sejak ia membuka mata. Ia masih menikmati indahnya pemandangan di hari pertama ia menyandang status sebagai seorang suami dari Zanna Elysian Inara. Memulai hidup baru bersama wanita yang selama ini menjadi dambaannya. Membuat hati kecil Johnny geli seperti minta digaruk.
Tangan dan kakinya ia tarik guna melemaskan otot-otot yang kaku setelah seharian menjalani peran sebagi seorang raja dalam sehari. Kemudian ia menarik kembali bantal yang sempat bergeser jauh dari kepalanya. Lengannya yang berotot ia jadikan sanggahan bantalnya agar posisi kepala bisa lebih tinggi dari badannya. Kemudian tubuhnya berputar ke sebelah kanan di mana ada Zanna yang masih terlelap dengan damainya.
Mata Johnny memandangi setiap inchi fitur wajah Zanna yang sungguh memancarkan kecantikan yang alami. Mulai dari dahi yang ditutupi beberapa anak rambut, mata dengan bulu mata yang lentik, hidung yang tidak terlalu mancung namun juga tidak pesek, bibir merah alami yang tipis.
Nikmat mana lagi yang engkau dustakan?
Ujung bibir Johnny melengkung tanpa sadar ketika ia masih diberi kesempatan untuk bisa mengenali lebih dalam istrinya. Perlahan jemarinya bergerak merapikan anak rambut yang menutupi sebagian wajah terlelap Zanna.
Cantik banget, sih!
Tidak. Johnny tidak sedang salting alias salah tingkah. Ia hanya benar-benar takjub dengan salah satu ciptaan Tuhan yang sedang ada di hadapannya ini. Terlebih ciptaan terbaik ini resmi menjadi miliknya seumur hidup. Bagaimana Johnny tidak bahagia setengah mati. Memandang Zanna dari kejauhan saja sudah membuat hatinya berdegup kencang. Apalagi sekarang ia sudah bisa tidur satu ranjang setiap hari dan memandangi wajah wanitanya dengan jarak dekat.
Tuhan, panjangkan umurku!
Kita lupakan sejenak Johnny yang tengah mabuk sendiri melihat kecantikan paripurna Zanna. Aksinya yang membuat Johnny salah tingkah setiap detiknya ternyata berhasil membangunkan Zanna dari tidur lelapnya. Membuka matanya yang masih berat secara perlahan. Lalu ia regangkan sedikit tangannya yang mulai terasa pegal.
"Hai, Kak!" sapa Zanna untuk pertama kalinya. Matanya masih sayu dan belum cukup tenaga untuk sadar total. Namun ia sadar jika suaminya kini masih terbaring manja di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jo's Fam | Johnny Suh, Mark Lee, and Lee Haechan
Fanfiction[Seri Lanjutan In The Living Living Room] Selesai dengan kisah perjalanan Johnny dan Zanna ketika sebelum menikah. Kini saatnya kita beralih pada kisah perjuangan mereka setelah resmi mengikat cinta mereka di hadapan Tuhan. Semua lika-liku kehidupan...