Kutatap lurus ke depan, menikmati hembus angin malam yang menerpa, dengan tetesan sisa air hujan, yang masih setia menjatuhkan diri tanpa kenal bosan. Kupejamkan mata dan kurentangkan tangan, kuhirup semerbak tanah basah yang menyegarkan, memberi euforia yang berbeda dari malam panjang sebelumnya, dan yang terpenting ialah rasa nyaman. Izinkan aku melayangkan tanya, apakah kau mampu memberi kenyamanan seperti yang saat ini aku rasa?
Lamongan, 19 Desember 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
KM 22 (Kilometer dua puluh dua)
RandomAntologi puisi dan prosa yang menggambarkan tentang segala macam perasaan yang dialami selama 22 tahun perjalanan hidup. Sebab, bibir tak mampu lagi berucap untuk mengutarakan rasa. Maka, biarkan tulisan-tulisan sederhana ini yang mengutarakannya.