Vol. 3

1 0 0
                                    

Aku telah terbiasa berteman dengan sepi, juga bersahabat dengan sunyi. Keramaian terkadang membuatku jenuh hingga akhirnya aku menepi, mencari ketenangan sendiri ditemani secangkir kopi. Ketika malam datang menghampiri, mungkin bagi sebagian orang hal yang paling mencekam adalah sunyi, tapi tidak bagi diri ini.

Bagiku, kesunyian adalah saat dimana aku bisa membangun istana imajinasi, menjelajah duniaku sendiri yang jauh dari realita saat ini. Sunyi juga senantiasa menemani ketika diriku berperang hebat antara harus mengikuti ego atau kata hati.

Dari sunyi, ada sesuatu yang baru aku sadari, bahwa di dunia ini tak ada yang diciptakan benar-benar sendiri. Terbukti, meskipun sunyi tanpa seorangpun di sisi, namun nyanyian sang jangkrik dengan senang hati menemani.

Lamongan, 09 Desember 2017

KM 22 (Kilometer dua puluh dua) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang