🍡-Dua belas-🍡

959 145 23
                                    

Maaf kalau ceritanya gaje n cringe, karna ku noob dalam buat cerita eueueue :)

Met membaca ^^


• • •


*Oikawa's pov


"eh? Iwa-chan tadi... Aku gak salah dengar?"

Aku bertanya pada iwa-chan, namun dia malah membuang pandangannya ke arah lain seakan-akan tidak ingin menatap mataku.

Aku mengguncang badannya pelan, "hei iwa-chan ayo jawab! Maksud perkataan mu tadi apa?? Kau mengenalku dari kecil? Kok bisa?! Ih iwa-chan mah kok diem aja?" aku makin cepat mengguncang tubuhnya yang lebih kecil dariku.

"iwa-

Plak!

"DIEM DULU NAPA?! INI GUA MAU JAWAB LU NYA MALAH NGEBACOT TERUS!"

Melihat iwa-chan marah aku auto ciut, mana pukulan di kepalaku sakitnya bukan main-main lagi.

Aku menurut apa kata iwa-chan, diam dan menunggu jawaban darinya. Aku benar-benar penasaran apa kita dulu pernah bertemu? Tapi kenapa aku gak ingat apapun? Padahal riwayat Amnesia pun tak ada.

Iwa-chan menghela nafasnya lelah, kurasa dia akan menceritakannya sekarang.. Doki-doki nih jantung.

.

.

.
"cie nungguin ya" ucap iwa-chan yang terdengar menjengkelkan ditelingaku.

'Wait, iwa-chan bisa ngeselin juga?!'

Rasanya aku malah ingin menggeplak kepala iwa-chan, tapi nanti yang ada aku malah di hajar lebih parah olehnya... Yaudahlah sabar aja. "ish iwa-chan seriuss!"

*Oikawa's pov end

Iwaizumi diam sejenak mencari kalimat yang pas untuk memberitahu sahabat kecil nya itu.

"kau ingat dengan anak yang kerjanya suka berantem?"

"...Anak yang suka bermain ke hutan dan mencari serangga tanpa alas kaki?"

"...Anak yang mengobati lutut temannya yang jatuh dari pohon? Cuma karna ingin menghadiahi serangga pada anak itu"

"...Dan anak yang selalu mendengar tangisan dan melihat ingus yang keluar dari hidung temannya"

Iwaizumi melihat ke arah Oikawa dengan tatapan yang biasa namun terkesan lembut bagi Oikawa.

"uwah mengingatnya merinding sendiri"

Oikawa yang paham dengan ucapan Iwaizumi melihat ke arahnya dengan tatapan kaget sekaligus dengan perasaan yang senang dihatinya. Bibir nya terasa kelu saat ingin menyebut nama 'iwa-chan'.

Badannya gemetar pelan dan matanya panas serasa ingin mengeluarkan cairan bening, namun ia tahan saat mulut teman didepannya terbuka kembali ingin melanjutkan kalimatnya.

"anak yang ber janji pada temannya agar tidak saling melupakan disaat mereka akan berpisah di hari itu.." lanjut Iwaizumi mengingatkan akan janji mereka dulu semasa kecil.

Ingat - [OIIWA][✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang