🍡-Sembilan-🍡 [edisi pantai 4]

838 141 32
                                    

Maaf kalau ceritanya gaje n cringe, karna ku noob dalam buat cerita eueueue :)

Met membaca ^^


• • •


Terhitung sudah hari keempat mereka berada dipantai.

Dan sudah terhitung pula 72 jam - 4320 menit - 259200 detik Iwaizumi bersama Oikawa sang jelemaan alien alay yang selalu mengganggunya dimanapun dan kapanpun, bahkan saat dikamar mandi.

Iwaizumi hanya bersabar menghadapi makhluk satu itu.

'sabar, pantau aja dulu nanti mati sendiri' - #iwatertekan

Seperti sekarang ini, anak itu — Oikawa sedang menatap Iwaizumi yang sedang memakan makan siangnya.

Semenjak kejadian Oikawa demam, perilakunya berubah... Semakin ngeselin.

Iwaizumi menghela nafas lelah, dan balik menatap tajam Oikawa yang duduk disampingnya.

"Oikawa, bisakah kau berhenti menatapku seperti itu?!" ucap Iwaizumi yang memang sedari tadi dah kesel dengan tatapan aneh Oikawa.

"emang kenapa? Iwa-chan makan aja jangan hiraukan aku" senyuman lebar terlihat dari bibir Oikawa, benar-benar

Iwaizumi mendengus kesal, bagaimana dia mau menikmati makanannya kalau ditatap begitu?

Tapi berhubung tingkat kelaparan Iwaizumi sudah hampir dipuncak dia lanjutkan saja acara makan nya yang tertunda itu tanpa memerdulikan Oikawa lagi.

.
.
*Iwaizumi's pov

Damai, seenggaknya aku dapat makan makanan siangku dengan tenang meski tatapan Oikawa masih terasa menusuk ke bulu kuduk.

Apa anak itu gak lapar? Dari tadi hanya menatapku terus, apa ada sesuatu diwajahku? Apa karena wajahku jelek?

Ah sudahlah, mau makan atau gak itu urusan dia bukan urusa—

"iwa-chan ternyata beneran imut ya"

"UHUK!"

Aku terjengkit kaget mendengar ucapan tiba-tiba yang dilontarkan Oikawa, hampir saja aku keselek bakso yang ukurannya lumayan besar karena si sampah satu ini. Menatap tajam kearahnya.

"ha? Dia ngelantur apa sih?"

*normal pov

"kau ngelantur ya? Apa-apaan omonganmu itu ha?" tanya Iwaizumi sedikit kesal kepada Oikawa.

Yang ditanya malah mengembangkan senyum khas nya. "gak kok, aku cuma bilang yang sejujurnya saja~ iwa-chan keliatan imut kalau keliatan kalem hehehe".

.
.
Blush

Semburat merah menghiasi pipi Iwaizumi begitu ia mendengar ucapan Oikawa.

Benar-benar, Oikawa enteng banget ngomong begitu sementara Iwaizumi udah dag dig dug serr mendengarnya.

Ya Iwaizumi mengakuinya, dia telah jatuh hati pada sampah— sahabat kecilnya sedari dulu... Ya, sejak mereka masih jadi anak ingusan yang kerjanya cuma main lari-larian sana sini.

Rasanya Iwaizumi saat ini ingin tenggelam saja setelah mendengar kalimat itu dari sang sahabat kecilnya.

"ka—"

"hahh... Coba aja ya iwa-chan cewek, pasti udah aku pacarin kalau bisa langsung aku nikahin hehehehe"

Deg!

"sayang sekali ya~ kita malah segender" ucap Oikawa terkekeh mengatakannya langsung tepat di wajah Iwaizumi.




















Hening

Seketika suasana diantara mereka hening.

Untuk sesaat Iwaizumi terdiam mendengar penuturan dari Oikawa — orang yang Iwaizumi sukai — sahabat kecilnya dengan wajah polos yang mengatakan tanpa ada beban sedikitpun.

Oikawa yang menyadari perubahan suasana disana melihat ke arah Iwaizumi yang sedikit menunduk menatap makan siangnya.

*Oikawa's pov

Aku bingung, kenapa tiba-tiba iwa-chan terdiam begini? Apa aku menyakiti hatinya? Tapi emang benar kan kalau iwa-chan itu cowok, terus salahnya dimana?

Kulihat sekarang iwa-chan melototiku dengan kesal dan.. Tunggu– kecewa?

"eh... I-iwa-chan kenapa melotot begitu? Ntar matanya keluar lo– AW! Iwa-chan kok mukul aku sih??" tanyaku sembari mengelus kepala yang baru saja iwa-chan pukul.

Hiks iwa-chan jahat :(

"gapapa, muka lu ngeselin jadi mau pukul aja"

"loh? Kan wajahku tampan gini masa iya dibilang ngeselin?!"

"ya ya ya dahlah gua dah kenyang mau balik ke kelas, bye"

Tanpa menunggu omonganku, iwa-chan berdiri dengan wadah bekas makan siangnya dan pergi meninggalkanku sendiri dikantin.

Aku hanya menatap kepergian iwa-chan yang mulai menghilang dari kantin.

Huhh.. Kayaknya iwa-chan gapapa, bagus deh.

Melihat iwa-chan dari belakang jadi mengingat seseorang yang ku kenal, mereka hampir mirip kalau dilihat dari sisi punggung nya.

Bocah pemberani yang suka lari-larian tanpa memakai alas kaki, selalu berantem sana-sini saat aku di ledeki anak nakal, berkeliaran kedalam hutan mencari serangga, maniak godzilla, dan selalu menjagaku kemanapun dan kapanpun saat aku ikut bermain dengannya.

Ahh... Aku rindu anak itu, rindu wajahnya yang tersenyum lebar ketika dia berhasil menangkap serangga, rindu wajah galaknya tapi terkesan imut dimataku saat itu, rindu dengan suaranya — ah, aku lupa bagaimana rpa wajah dan suaranya itu... Ingatan yang buruk hiks.

Aku memejamkan mata sejenak memutar memori itu dalam ingatanku meski wajah anak itu terkesan buram dan suaranya yang samar-samar malah mirip dengan suaraku.















Kira-kira dimana dia sekarang ya?



*Tbc

Up nya bener" random, Mhm... Ok

Klo ada kegaje an dan typo mon maap ane males buat chek :']

Yaudahlah itu aja.ok

See u next chap🐨

Ingat - [OIIWA][✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang