- TEA PARTY -

844 210 27
                                    

"Apa saja yang anda bicarakan dengan Nona Cathleen, tuan putri?"

Aku melahap biskuit yang baru saja di sajikan Alice, "Hm, kami cuma membicarakan makanan favorite, gaun favorite dan hobi. Ah ya, Nona Cathleen juga menceritakan keluarganya. ia memiliki seorang kakak laki-laki yang sedang belajar di akademi."

Alice mengangguk-angguk, "Apa tuan putri senang punya teman mengobrol?"

"Zefy sa~ngat senang!" jawabku dengan antusias.

Alice melanjutkan pekerjaannya. Gadis berambut coklat itu sedang merapikan seprai tempat tidurku. Sedangkan aku sedang melahap biskuit keju yang baru turun dari panggangan.

Hari ini aku cukup lelah karena baru saja kedatangan teman baru. Cathleen Antreas. Ia sangat pemalu namun sopan untuk anak usia 5 tahun. Tidak hanya itu, Cathleen sangat cantik dari segi fisik dan berasal dari keluarga berpengaruh.

Aku yakin, di masa depan ia akan menjadi idola para bangsawan dan memiliki pengaruh besar dalam pergaulan kelas atas.

Tidak salah aku memilihnya menjadi teman mengobrol.

.

Tok, tok, tok...

Aku menoleh, itu suara ketukan pintu. Siapa yang berkunjung ke kamarku siang-siang begini?

"Tuan putri, ini saya."

Suara datar ini...

"Masuklah, Neona."

Neona membuka pintu dan masuk ke dalam kamarku. Ia terlihat tergesa-gesa dengan tangan yang memegang sepucuk surat bercap biru laut.

"Ada apa kak?" tanya Alice heran melihat kakaknya yang tampak terburu-buru.

Neona, gadis yang selalu membuat ekspresi datar itu kini terengah-engah dan bercucuran keringat.

Aku beranjak dari kursi dan menghampiri Neona yang tampak kesulitan bernapas. "Neona baik-baik saja?"

Neona mengangguk, ia berkali-kali menarik dan menghembuskan napas. "Anda mendapat surat dari Yang Mulia Permaisuri!"

Mata zamrudku membelalak, begitu juga Alice. Gadis yang masih terengah-engah itu memberikan surat bewarna merah muda yang bercap biru laut itu kepadaku.

Benar saja, cap bewarna biru laut adalah cap kepunyaan istana permaisuri.

Aku segera membuka amplop surat itu dan mengeluarkan secarik kertas bewarna kuning keemasan dengan tanda tangan permaisuri di bagian kanan bawahnya.

Untuk sang Permata Hijau Kekaisaran.

Halo Zefanya, apa kabarmu? Maaf karena tidak pernah menjengukmu. Kau pasti sudah besar sekarang. Terakhir kali aku melihatmu saat kau masih berada di gendongan pelayan pribadimu. Saat itu kau sangat lucu.

Ngomong-ngomong cuaca siang ini sangat bagus bukan? Kuharap kau mau minum teh bersamaku siang ini. Aku menunggumu, anakku tercinta.

- Ibumu, Iris Emerald

Alice tampak histeris setelah mendengar aku yang baru saja membacakan isi surat itu dengan lantang. "Ya ampun, Yang Mulia mengundang anda untuk Tea Party bersamanya!"

Aku masih menatap kertas bewarna kuning keemasan itu, membaca ulang setiap katanya. Ah ya, aku sudah diajari Alice dan Neona cara membaca. Walaupun tidak begitu lancar, setidaknya aku paham isi surat itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Emerald Royal Princess (TAHAP REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang