Chapter 1 |Bosan

15 9 15
                                    

" Gila, sumpah gua bosen banget hari ini. " Ucap Caca bosan.

" Gak cuma lu Ca, sama gua juga bosen banget. " Balas Karin.

" Gimana kalo pulang sekolah kita pergi nonton bioskop? " Ajak Laras.

" Ah, bioskop mulu. Coba lu bayangin, dalam 1bulan ini kita pergi ke bioskop udah 9kali. " Gerutu Dafa.

" Noh yang di bilang Dafa Bener. Gua juga bosen kali, mana filmnya yang kita tonton itu-itu mulu. "

" Kalo ke mall gimana? " Ajak Karin.

" Nah kalo ide Karin gua setuju. Dah lama juga gua gak belanja ke mall. " Balas Dafa antusias.

" Kalo gua kayaknya gak ikut deh. " Ucap Caca lesu.

" Lah kenapa? " Tanya Karin heran.

" Gua lagi bokek Rin. Gua kudu Hemat-hemat nih duit. "

" Yaelah Ca, gitu doang lu pikirin. Tenang belanjaan lu biar gua yang bayar. "

" Lu gak lagi bercanda kan Rin? " Tanya Caca memastikan.

" Buat apa sih Ca gua bercanda. Duit gua mah banyak, lu boleh belanja sepuas yang lu mau. "

" Yang begini nih, yang pantas di bilang sahabat. Pengertian soalnya. " Ucap Caca memuji Karin.

" Rin, cuma Caca yang belanjaannya lu bayarin. Gua enggak gitu? " Tanya Dafa melas.

" Lu entar, tunggu bokek! " Balas Karin ketus.

" Ah, lu Rin. Masa mau traktir gua, nunggu guanya bokek. "

" Oiya Ras lu ikut kita juga kan? " Tanya Karin kepada Laras.

" Gua ikut lu pada aja maunya gimana. Yang jelas gua gak mau diam di rumah aja. "

" Jadi kita sepakat ya, habis pulang sekolah. Kita pergi ke mall."

" Berangkat nya pakai mobil sendiri-sendiri? "

" Bawa satu mobil aja, gimana kalo mobilnya Caca aja. Gimana Ca? "

" Gak masalah. " Jawab Caca.

Karin, Dafa, Laras, dan Caca. Mereka berempat adalah seorang sahabat, mereka kerap mem-bully murid di sekolah mereka. Sejauh ini perbuatan mereka belum di ketahui oleh pihak sekolah. Karena mereka akan mengancam korban mereka, apa bila sang korban ingin melaporkan perbuatan mereka ini kepada pihak sekolah. Begitu pula dengan sang korban, tidak ada satupun dari mereka yang berani melaporkan perbuatan keji Karin dan teman-temannya kepada pihak sekolah.
Tidak jarang juga, para guru bertanya kepada murid yang menjadi korban bully mereka, apa yang sebenarnya terjadi kepada meraka. Para guru di sekolah itu juga dibuat bingung melihat beberapa dari murid mereka mengalami memar dan luka yang cukup serius, sedangkan pihak sekolah tidak pernah mendapat laporan adanya tindak kekerasan/bully di sekolah mereka. Begitu pula dengan orang tua korban yang bingung melihat anaknya pulang sekolah dengan luka dan lebam. Tidak jarang orang tua korban melaporkan hal ini ke pihak sekolah, apa yang sebenarnya terjadi dengan anak mereka disekolah. Dan si korban hanya bisa berbohong bahwa kekerasan yang terjadi kepada mereka tidak terjadi di sekolah melainkan di luar sekolah dan bukan murid sekolah yang melakukannya. Sebagian besar korban bully mereka adalah seorang perempuan dan seorang adik kelas.
Ya benar, Karin dan teman-temannya adalah kakak kelas, yang hanya menunggu kelulusan mereka.
Mereka memanfaatkan kedudukan mereka sebagai seorang senior untuk menindas sang junior/adik kelas. Sebenarnya tidak hanya Karin dan teman-temannya yang kerap melakukan tindak kekerasan, tapi juga para senior lainnya. Tapi perbuatan Karin dan teman-temannya yang lebih unggul/sangat keji.

Dia Datang Untuk KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang