Chapter 3 |Hasrat

8 4 6
                                    

" Eh lu lagi lihatin apa sih? serius banget gua liatnya. " Tanya Karin kepada Dafa.

" Eh coba deh lu perhatiin dia. "

" Dia? Maksud lu dia siapa? " Tanya Karin tidak mengerti.

" Itu cewe yang lagi di toko buku. "

" Maksud lu dia? " Tanya Laras sambil menunjuk kearah yang ia maksud.

" Iya" Balas Dafa.

" Ya terus kenapa sama dia Daf? " Tanya Laras yang juga tidak mengerti.

" Ih lu pada masih gak ngerti ya. Coba deh lu perhatiin dia. Gua ngerasa kaya familiar gitu sama mukanya, tapi gua lupa dimana. " Ucap Dafa berusaha mengingat siapa sesosok perempuan itu.

" Eh lu pada ngeliatin apaan sih? " Tanya Caca, yang sedari tadi sibuk memilih pakaian.

" Eh Ca, lu familiar juga gak sih liat muka tuh cewe? " Tanya Dafa.

" Cewe yang mana? "

" Itu yang ada di toko buku. " Ucap Dafa menunjuk ke sosok perempuan yang terlihat familiar baginya.

Caca mempertajam penglihatannya, kearah yang ditunjukan Dafa.

" Lah si cupu juga ada di sini. " Ucap Caca yang mengenali sosok perempuan itu.

" Si cupu? Siapa? " Tanya Karin.

" Gua kenal dia, dia juga murid di sekolah kita. Kalo gak salah, dia anak kelas 2 IPA 1. Gua denger dia salah satu murid berprestasi di sekolah kita. " Ucap Caca menjelaskan kepada temannya.

"Gak heran sih ya, kalo kita bisa ketemu dia di toko buku. Orang dianya aja si kutu buku."

" Penampilannya aja norak banget. Masa ke mall gaya rambutnya di kepang dua, mana pakaiannya culun banget, rok panjang + Kaos putih polos lengan pendek + tas selempang berwarna pink. Pantes sih di bilang cupu? "

Hahahahaha

Mereka berempat tertawa melihat gaya pakaian gadis itu yang bernama Mala. Mala yang mendengar ada suara tertawa, langsung mencari dari mana asal suara itu. Mala di buat kaget yang mengetahui dari mana asal suara tawa itu. Yang tidak lain adalah empat gadis iblis yang sangat terkenal di sekolah nya, sedang mengamati dirinya. Mala yang sudah tau dirinya telah di amati oleh empat gadis iblis itu langsung pergi mencari tempat lain. Tak ingin mencari masalah dengan empat iblis itu.

Mereka berempat menyadari perginya Mala dari hadapan mereka.

" Sial si cupu, udah sadar kalo kita lagi perhatiin dia. " Gumam Caca kesal.

" Apa perlu kita samperin dia? " Tanya Laras.

" Lu gak lihat CCTV ada di mana-mana. "

" Jangan terburu-buru, mangsa kita ada di sekolah kita. " Ucap Karin yang memiliki hasrat buruk terhadap Mala.

Mereka berempat memperlihatkan senyum smirk milik mereka, yang berarti menandakan bahwa Mala adalah korban bully selanjutnya.
______________

Keesokan harinya.

Tintintin.... / Klakson mobil.

Seperti biasanya jalan raya kembali di padati oleh kendaraan yang ingin berlalu-lalang memulai aktivitasnya di pagi hari. Membuat jalan raya macet dan suara bising dari klakson membuat suasana pagi menjadi ramai.

" Sialan, pake macet segala lagi. " Ujar Karin.

" Berisik banget sih. Tantintantin..., gak bisa liat orang lagi santai apa?" Gumam Caca kesal.

Titintintinnnnn.....

Suara klakson terus berbunyi, membuat Caca kehilangan kesabaran.
Caca membuka kaca mobil dan mengeluarkan kepalanya.

Woyyyy, berisik banget sih. Gak bisa liat orang lagi istirahat. Udah tau macet masih tantintantin.

Teriak Caca terganggu akan suara klakson mobil. Membuatnya murka.

" Argh, lu yang berisik Ca. Mulut apa toa, kenceng amat. "

______________

Citttttt.... / Mobil terparkir di halaman sekolah.

Bersambung......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia Datang Untuk KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang