Cewek udik

354 38 32
                                    

Suasana hati Fano semakin buruk saat menatap gadis udik di depannya, secarik ide pun terlintas di benaknya. untuk mengerjai gadis udik yang ada di depan matanya.

"Ambil tuh bola!" suruh Fano yang melempar bola basketnya begitu jauh. Mau tak mau Meisya pun mengambilnya.

"Iya kak bentar." berlari mengambil bola basket yang terlempar jauh di ujung lapangan.

"Buruan!"

"Ini kak bolanya." memberikan bola yang ia ambil ke tangan Fano.

"Ambil bola aja lama."

"Maaf kak"

"Gara-gara lo gua, gak mood lagi Mainnya." ujarnya dingin.

"Maaf, kak" lirih Meisya.

"Ck, Buruan bawa tas gua ke kelas gak pake lama!" perintah Fano langsung pergi meninggalkan Meisya di tengah lapangan.

"Semangat Mesya, kamu pasti kuat" seyumnya terkesan terpaksa bagaimanapun dia harus kuat menghadapi sikap kekasihnya itu.

"Lo gak kasian men, lihat cewek loh jadi tontonan banyak orang saat lo suruh-suruh ambil bola bolak-balik. sekarang lo suru lagi bawa tas lo" ujar Kenan sahabat Refano yang begitu kesal melihat perlakuan Fano terhadap Meisya.

"Tuh cewek pacar lo. Bukan babu lo." sambung Bisma yang ikut kesal.

"Buat apa lo pacarin kolo lo aja jadikan dia babu lo." sambung Vero yang sudah jengah melihat sikap sahabatnya yang satu ini.

"Jangan bilang lo mau balas demdam ngaku lo?" tuduh Razel.

"Lo semua berisik" lalu pergi meninggalkan keempat sahabatnya.

"Dasar pala batu."

"Gak punya hati."

"Sahabat laknat lo."

"Kolo bunuh sahabat gak dosa udah gua picekin"

Itulah umpatan, yang di berikan ke empat sahabatnya.

                           
                                     ☆☆☆

"Maaf kak udah nunggu lama" menundukkan kepalanya saat tatapan tajam Fano menusuk retinanya.

"Gua tadi bilang apa?" tanyanya dingin kedua tanganya dilipat didepan dadanya.

"Gak pake lama kak." jawabnya masih menundukkan kepalanya takut.

"Itu lo tau, kenapa gak lo lakuin!" geram Fano

"Maaf kak." lirihnya memilin ujung bajunya.

"Maaf, aja yang bisa lo ucapin bosan gua dengarnya dasar cewek udik"

"Dan satu lagi kalo ngomong sama gua. Jangan nunduk gua gak suka" ujarnya mendorong tubuh Meisya hingga membentur terjatuh ke, lantai lalu pergi meninggalkan Meisya begitu saja.

"Maaf kak." lirihnya lalu bangkit dan masuk ke kelas Fano mengantarkan tas Fano yang ada di gemgamanya.

"Misi kak" ucap Meisya lembut.

"Ehh..., dede gemas sini masuk" ujar Razel mempersilahkan Meisya masuk.

"Maaf kak, Mesya cuman mau antar tas kak Fano."

"Och sini biar gua aja yang naro. lo bisa pergi sekarang." mengambil tas yang ada di gemgaman Meisya.

"Tapi kak kata kak Fano Mesya yang harus naro tasnya." ucapnya mencoba mengambil tas yang di ambil Razel tadi.

"Udah pergi sono." mendorong pelan tubuh Meisya. Agar pergi dari kelas mereka.

"Yaudah deh aku ke kelas aja." lalu pergi meninggalkan kelas Fano menuju kelasnya.

TENTANG LUKA (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang