Hari pertama Ospek ini ngebuat gw jadi kacau gara-gara gak sengaja nabrak Mahasiswa baru, yang ngebikin bagian depan mobil gw jadi penyok.
Grrr... bahkan harga sepeda tua milik si Maba itu belum cukup untuk meng-cover semua biaya reparasi ini, untung aja ortu gw kaya raya.
"Calvinn.....!!!" Panggil seseorang dari jauh.
Gw menoleh ke sumber suara, ternyata itu adalah Diego, temen akrab gw sejak kami masih jadi Maba, tak terasa waktu begitu cepat berlalu.
"Udah lama gak ketemu nih bro" ucapnya sambil memberikan salam tangan ala cowok.
"Hahaa... lo apa kabar go?" Tanya gw
"Baik dong, oh iya liburan lo gimana?"
Belum sempat gw menjawab, tiba-tiba Diego berbisik ke kuping gw "Pasti selama liburan, lo bulan madu terus sama si Jihan yaa.... hahaha"
"Bangsat loo, huft..." Gw segera menonyol wajah Diego dan segera berjalan. Diego kemudian mengikuti gw dengan langkah kaki seperti anak kecil.
"Ayok jawab lah Calvin... tapi kalian pakai kondom kan? Harusnya jangan lah... biar gw bisa punya ponakan hehehe"
"Lu ngomong sekali lagi gw gampar lo" ancam gw pada Diego, emang tuh anak kalau gak di ancem bakal ngelunjak.
"Ampun boss... jangan gitu dong mas Calvin... Trendsenternya Universitas, eh btw otot lo makin gede aja... makin rajin nge-gym ya lo...?" Oceh Diego, gw cuma memutar bola mata dan segera bergerak menuju Lapangan untuk bertemu dengan panitia-panitia Ospek lainnya.
----------
Dan akhirnya gw sampai di Lapangan kampus ini, seluruh panitia Ospek segera menyiapkan segala sesuatu karena acara pembukaan akan segera dilaksanakan.
Mahasiswa-Mahasiswi Baru ini berjumlah ribuan, oleh sebab itu Lapangan ini terasa sesak sekali. Para Maba menggunakan aksesoris-aksesoris gembel, tapi penampilan mereka-mereka ini tidak se-gembel orang yang menabrak gw tadi.
Acara pun dimulai, berisi pembukaan dan sambutan-sambutan oleh rektor dan beberapa orang penting dari kampus gw.
Acara terus berjalan dan nyaris di penghujung acara, tiba-tiba perut gw jadi keroncongan, lapar sekali. Akhirnya gw, Diego dan beberapa panitia lainnya memutuskan untuk meninggalkan acara sejenak untuk mengisi perut di kantin.
-------
Gw dan temen-temen segera memesan makanan dan mencari tempat duduk yang strategis. Setelah makanan tiba, kami dikejutkan dengan kedatangan para Maba, mereka mendatangi kami dan meminta tanda tangan dari kami.
Sontak kami terkejut dengan apa yang terjadi. Dari jauh gw melihat Jihan, yup... pacar gw, tanpa pikir panjang gw pun segera memanggilnya.
"Jihaaann...!!" Dia menoleh dan mendatangi gw.
Gw cuma manggil namanya, bukan panggilan sayang, karena kami harus bersikap professional.
"Ada apa, Calvin?" Tanya Jihan kepadaku.
"Ini kok anak-anak pada mintain tanda tangan?"
"Ouh... tadi kamu pergi duluan sih.., itu lho... Maba disuruh ngumpulin 1000 tanda tangan dari para kakak tingkat" jawabnya. Gw pun mengangguk tanda paham.
Pas jaman gw dulu, jumlah tanda tangan yang dicari itu cuma 500. Cukup kaget sih karena tahun ini jumlah yang harus dicari meningkat 2 kali lipat, jahat juga ya... tapi asik hahaha, rasain kalian...!!
Di acara kali ini gw gak akan memberikan tanda tangan gw dengan murah hati lah ya..., para maba yang mau minta tanda tangan gw harus mengikuti apapun yang gw minta. Senioritas sangat ditekankan disini, pembalasan atas apa yang telah kami dapatkan di tahun-tahun yang lalu ketika kami masih menjadi Maba.
KAMU SEDANG MEMBACA
MABASENIOR (Maba & Senior) [BXB]
Teen FictionCalvin, seorang Senior yang selalu menindas seorang Maba kampungan lantaran penampilan kumuh dan logat ndeso-nya, yang bernama Asep. Namun, perlakuan Calvin berbanding terbalik pada Adik kecil dari si Maba, Euis. Ia menganggap Euis sebagai adik angk...