Waktu terasa begitu cepat. Agan, bocah yang dulu masih duduk dibangku SMP itu, kini sudah menjadi sosok remaja tampan yang duduk dibangku SMA.Ya, tepat di umur nya yang ke 15, Agan sudah resmi duduk dibangku SMA.
Tak banyak yang berubah. Agan masih menjadi si bungsu kesayangan keluarga Manuel.
Hanya saja, kini bocah itu sudah lebih sering memberontak dan menuntut banyak hal pada keluarga nya.
Seperti saat ini, drama keributan di rumah itu selalu terjadi di pagi hari.
Pagi ini, sarapan keluarga kecil Manuel itu hanya terdiri dari tiga orang. Ya, hanya ada Franz, Kaela dan juga Agan. Marcell dan Max sudah pergi terlebih dahulu ke perusahaan nya masing-masing.
Suasana di meja makan itu terasa sedikit panas, sebab dari tadi Agan bahkan tidak menyentuh sedikit pun makanan di hadapan nya itu.
Sementara Franz sejak tadi tampak tidak peduli, dia hanya diam memakan sarapan nya dengan tenang. Begitu pula dengan Kaela yang hanya diam dengan sarapan nya, namun sesekali dia curi-curi pandang ke arah Agan yang hanya diam di kursi nya.
Agan sejak tadi hanya diam ditempatnya, sudah jelas kalau pagi ini dia akan berangkat ke sekolah nya. Ya, Agan sudah lengkap dengan seragam SMA Federico' school yang sudah terpasang rapi di tubuh nya.
"Tidak ada sekolah, jika sarapan mu belum habis"
Bahkan seruan dari papa nya itu pun tidak di gubris sama sekali oleh Agan.
'Tak'
Franz meletakkan dengan kasar sendok nya ke atas piring nya yang sudah kosong itu. Lalu mata tajam nya beralih ke arah putra bungsu nya itu.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan Agan?"
Agan langsung menatap mata tajam milik papa nya itu
"Papa sudah tahu"
Balas Agan cuek, lalu kembali mengalihkan pandangan nya.
Sementara Kaela hanya menghembuskan nafas nya kasar. Perdebatan seperti ini memang sudah sering terjadi sejak Agan mulai duduk di bangku SMA.
"papa akan kasih semua, kecuali untuk yang satu itu"
Franz masih bersabar menghadapi kelakuan Agan saat ini.
Agan mengarahkan pandangan nya ke arah Franz
"Motor"
Satu kata, lalu Agan kembali mengalihkan pandangan nya
"Tidak untuk yang satu itu Agan"
Wajah Franz mengeras mendengar permintaan bungsunya itu.
"Kenapa? Abang Dion boleh bawa motor ke sekolah, kenapa Agan nggak?"
Sama dengan Franz, Agan juga terlihat dalam mode ngambek nya.
Kalian masih ingat dengan Dion? Abang sepupu nya Agan?
Ya, Agan dan Dion masih berada disekolah yang sama, Federico's School. Namun bedanya sekarang mereka duduk di tingkat SMA nya.
Agan yang masih duduk di bangku kelas 10 dan dan Dion yang setahun lebih tua di atas Agan
Kemarin, Agan melihat sepupu nya itu datang dengan mengendarai motor sport nya sendiri ke sekolah. Melihat hal itu, sejak pulang dari sekolah, Agan sudah meminta dibelikan motor oleh papa nya. Namun yang ia dapatkan malah penolakan mentah-mentah dari papa bahkan kedua abang nya juga.
"Dion sudah cukup umur untuk bawa kendaraan sendiri, sedangkan kau masih berumur 15 ta-"
"16. minggu depan Agan ulang tahun, umur Agan bukan 15 lagi papa!"