01. Breaking News

114 23 32
                                    

"Ketika cinta berkuasa dan membutakan segalanya."

🕊️🕊️🕊️


Semua pasang mata tertuju ke arah koridor sekolah, menampilkan pesona seorang pemuda pemilik lesung di kedua pipi. Kemeja cream polos dipadukan dengan celana jeans hitam menambah kesan sederhana, tetapi berkarisma. Sangat cocok di tubuh atletisnya.

Pemandangan seperti ini sering terjadi. Bahkan, para siswi rela berangkat pagi sekali hanya untuk melihat pesona guru tampan yang setiap hari melintasi kelas mereka sebelum masuk kantor. Beribu-ribu pujian terlontar untuk guru yang mengajar Bahasa Indonesia itu. Akan tetapi semua pujian tersebut selalu bertepuk sebelah tangan. Sang empu tidak berminat untuk membalasnya.

Tunggu-tunggu, siapa gadis itu? Sepertinya dia akan menghampiri pemuda dingin ini.

Menjauhlah, atau kamu akan membeku.

"Dian, gak suka, ya, kalau Bapak ganteng kayak gini!"

Gadis itu berdecak. Memanyunkan bibir seraya menatap pemuda di depannya yang masih bersikap biasa saja. Tidak ada angin tidak ada hujan, jepit pita besar yang mengapit rambut panjangnya tiba-tiba terlepas. Membuat niatnya untuk memberontak urung. Ia memungut benda berwarna pink itu dengan mata melotot.

"Yaampun, Peang ... kenapa kamu bisa jatuh begini? Makanya pegang erat-erat rambut aku! Tuh, kan kamu jadi rusak," omelnya sambil mencoba memperbaiki jepit kesayangannya yang sudah terbagi dua. Kata Peang sendiri berasal dari pelesetan pink. Gadis itu bersikap seolah-olah jepit yang dimarahinya adalah manusia. Tentu saja, sikap anehnya itu membuat pria yang sedari tadi memperhatikan bergeleng-geleng.

"Ini semua gara-gara Bapak! Kalau, aja, Bapak gak ganteng, pasti Peang gak bakal kenapa-napa. Dia gak bakal cemburu kayak gini!" omelnya.

Untuk kedua kalinya, gadis itu berdecak seraya berkacak pinggang. Tak peduli dengan keadaan rambut yang sudah seperti singa mengamuk. Sekalipun kini seluruh penghuni kelas tengah menertawakan dirinya.

'gadis aneh,' batin pemuda itu kemudian melanjutkan perjalanan menuju kantor.

"Pak Damaaar! Tanggung jawab, gak?!"

"Rumah Sakit Jiwa Aman Sejahtera sepertinya kehilangan satu pasien," gumam pria itu, tetapi masih terdengar di telinga Dian. Sangat jelas.

"PAK DAMAR KEJAM BANGET, SIH, SAMA AKU, SAMA KEPONAKAN KITA."

Keponakan? Rasanya Damar ingin mengafani gadis itu hidup-hidup. Namun, ia berusaha bersikap tenang, demi kebaikannya. Bisa-bisa kegilaan gadis itu tidak ada habisnya jika terus dilayani.

🍁🍁🍁

Diandra Danendra. Gadis yang terlahir dari keluarga sederhana, pemilik mata sipit dan suara cempreng. Panggil saja Dian. Dia melanjutkan pendidikan di SMA Nusantara, kini menduduki kelas 12 IPA-3. Mengganggu Pangeran Es sekolahnya adalah rutinitas yang tak pernah terlewatkan setiap harinya.

"Woro-woro! Wiwin si baik hati dan ramah lingkungan ini punya berita hot, lho! Se-hot cintanya Siwon ke Wiwin!"

Seisi kelas menatap siswi yang berdiri di depan papan tulis itu dengan malas. Berita Unfaedah apa lagi yang akan disampaikan oleh Wiwin si biang gosip 12 IPA-3. Dua hari yang lalu gadis itu memberitahukan berita tentang kucingnya yang sudah melahirkan bayi kembar berjenis kelamin laki-laki. Kemarin, dia menceritakan tentang dirinya yang berhasil mengecat kuku tanpa belepotan. Sekarang apa lagi? Tukang Haji naik bubur?

Rebutan Guru TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang