4. About The Past

312 62 7
                                    

💔💔💔💔

***************************************

"Kalau saja kau bisa berguna sedikit saja, aku tidak akan pernah melakukan ini padamu."

'Dimana... aku?'

"Kau memang sudah berusaha. Tapi itu tidak cukup untuk menjadi seorang Uchiha. Aku membutuhkan kesempurnaan."

'Siapa.. Siapa itu?'

"Jadi membeku lah disana. Membeku dan matilah."

'Kenapa..'

"Matilah...

SASUKE!"

"Haahh!" Kejut tarikan napasnya memenuhi rongga dadanya. Tubuhnya bergetar hebat, dengan keringat yang membasahi sekujur tubuhnya. Mimpi itu terasa nyata. Namun, sedetik kemudian ia tersadar mimpi itu kembali memburam dengan cepat dalam ingatannya.

"WINTER!" seakan tertarik dari jeratan mimpi buruknya, Winter tersentak dan menoleh. Mendapati wajah Sakura yang tampak mengkhawatirkannya.

"Aku berusaha untuk membangunkanmu sejak tadi karena kau terus mengerang dalam tidurmu. Tetapi saat kau sadar kau malah tampak seperti raga tanpa jiwa!"

"Hei, kau baik-baik saja? Apa yang kau mimpikan?" Sakura menangkup sisi wajah Winter dengan telapak tangannya. Matanya jelas menyiratkan kekhawatiran mendalam. Tatapan mata sehijau emerald itu entah kenapa mampu menenangkan hatinya.

Ketenangan yang tidak pernah bisa ia dapatkan seumur hidupnya. Winter mungkin memang kehilangan ingatannya, namun tidak dengan perasaan yang tertinggal di hatinya. Winter terbangun di tempat asing dengan ingatan yang kosong dikepalanya. Tanpa nama, tanpa tempat tinggal, tanpa satupun nama keluarga yang diingatnya. Satu-satunya yang ia lihat ketika kepalanya bagai tempurung yang kosong adalah Sakura. Dalam waktu singkat Sakura memenuhi kepalanya dengan berbagai ingatan dan rekaman tentangnya.

Ketika sekelebat ingatan mengerikan yang memburam seakan menghantui kepalanya, Sakura datang dan memeluknya serta menenangkannya. Bahkan disaat Winter masih tak tahu siapa namanya.

"Sakura..." suaranya meluncur dengan serak.

"Iya, aku disini." Sakura kembali tersenyum padanya.

Tanpa dapat ditahannya, Winter menarik gadis itu kedalam rengkuhannya. Ia memeluk tubuh kecil itu yang entah bagaimana telah menjadi satu-satunya penopang baginya.

"Sakura.."

"Hmm..?" Sakura memeluk tubuh itu dalam rengkuhannya. Ia mengusap perlahan punggung yang bergetar seakan takut kalau penopangnya akan hilang.

"Namaku Winter kan?"

Sakura mengerjap bingung tetapi hanya mengangguk menanggapinya, "uhm... Namamu Winter."

'Benar. Namaku adalah Winter. Bukan nama yang kudengar dimimpi itu.'

****

Meskipun salju masih menumpuk didepan rumah, cuaca hari ini tampak lebih cerah dari kemarin. Setidaknya menurut ramalan cuaca tidak akan ada badai salju untuk beberapa hari ke depan.

"Winter, bangun." Sakura mengguncang pelan tubuh Winter.

Matanya mengerjap, berusaha membiasakan diri dengan cahaya yang masuk ke retinanya. Begitu kelopaknya terbuka dengan sempurna ia disambut dengan wajah segar Sakura dan senyuman secerah musim semi.

Winter With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang