3/10 • ngeteh bareng teteh

60 19 7
                                    


Sudah pagi hari sekali kelas Yujin ramai dengan bisingnya kubu lambe, kubu mabar serta sumpah serapahnya, ditambah kubu kpopers yang sibuk berjoget didepan papan tulis. Tak lupa kdrama lovers dijajaran belakang, ditemani gamers yang berjajar duduk dilantai.

Dimana Yujin pagi ini? Tentu saja masih di rumah, bukn berarti jarak dari rumahnya kemari dekat malah terbilang jauh. Namun Yujin memang gemar tidur, sehingga ia memilih tertidur pulas ketimbang bangun lalu bersiap ke sekolah bertemu dengan teman-temannya.

Baru setelah 10 menit bel dibunyikan, gerbang utama pun sudah ditutup. Yujin baru saja sampai tanpa wajah bersalah, rasa takut akan dihukum ataupun yang lainnya. Baginya telat masuk sekolah adalah salah satu prestasi yang tidak di miliki anak yang selalu on time datang ke sekolah.

Wajah sangar milik Taehyubg selaku guru BK, ditambah hari ini jadwal ia menunggu anak-anak yang telat datang. Yujin sudah sangat siap jika Taehyung akan menyeburkan beberapa kalimat yang sudah sangat ia hafal.

“Pak, Yujin sampe hafal loh bapak mau bilang apa.” ucap Yujin dahulu.

“Apa?! Gak usah macem-macem, ya! Kam—”

“Kamu kebiasaan banget sih, Jin. Masa kakak osis contohin hal begini? Jadi teladan dong buat adik nya, mau mencontoh apa kalau begini.” Yujin menghela nafas, “Iya, Pak. Maafin Yujin, besok engga telat. Sekarang bukain gerbangnya.”

Taehyung menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Yujin yang super duper annoying ini, bisa-bisanya ia yang di juluku anak introvert ini mempunyai ganda kepribadian tengil.

“Nggak! Kamu gak boleh ikut mata pelajaran jam pertama, diem juga jangan kabur. ” tegas Taehyung, menyimpan kunci gerbang didalam saku celananya.

Wajah Yujin sudah dibuat semelas mungkin, sebenarnya ia ingin masuk ke kelas bukan untuk mata pelajaran pertama. Tapi, untuk bangku pojok dengan earphone ditambah playlist cozy miliknya.

Taehyung beralih menatap gerombolan lelaki brisik tepat dibelakang Yujin yang kebetulan mereka juga telat datang pagi ini, Yujin ikut menoleh saat gelak tawa itu terdengar jelas dan mendapati Jeno beserta kawan-kawannya.

“Jam pelajaran ke tiga.” ucap Taehyung, memalingkan pandangan dari anak-anak yang berada diluar gerbang.

“Oke, pak. Kita nunggu di bi eem ya?” sahut Haechan, berancang melangkahkan kakinya kembali.

Namun langkah kaki Haechan tertahan oleh sarkastik dari Taehyung, Yujin dengan Keempat kakak kelasnya itu kini hanya berdiam diri. Yujin memang benar berdiam diri, lain dengan Jeno dan temannya yang mencoba membuka aplikasi game.

“Kumpulin handphonenya, cepet!” titah Taehyung, meskipun mendapat rengekan dari para lelaki ini tetap saja ia menerima 4 buah ponsel itu. Lantas ia melihat Yujin.

“Apa, pak?” Sahut Yujin saat dirinya mendapati tatapan Taehyung.

Taehyung mengangkat ponsel tersebut setinggi wajahnya lalu ia meminta kode agar Yujin mengerti maksudnya.

“Itu handphone.”

“Punya kamu.”

“Bukan, punya mereka.”

Helaan nafas kasar milik Taehyung lolos begitu saja, Yujin tidak peduli hanya saja Renjun disampingnya memberitahu bahwa Taehyung juga meminta ponsel miliknya.

“Gamau, ih. Yujin kan gak main handphone.” Tolak Yujin, ia menautkan kedua alisnya.

“Yaudah, jangan dimainin. Sekarang kalian baca materi untuk pagi ini sesuai jadwal mata pelajaran masing-masing, buat rangkuman materi tersebut lalu buat 5 soal beserta jawaban kalo pelajaran hitungan buat oembahasannya juga. Sekarang.”

Ahn Yujin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang