4

348 43 23
                                    

OWL telah usai. Pelepasan anak tahun ketujuh akan diadakan beberapa hari mendatang. Acara kali ini cukup meriah, bukan hanya para Professor maupun murid yang datang memeriahkan, melainkan banyak orang dari luar yang datang untuk menghadiri acara yang diadakan setiap tahunnya.

Tentu saja hal itu mengundang banyak pertanyaan dari sebagian murid. Mereka mempertanyakan siapa kiranya yang sekolah undang pada acara kali ini. Ada pula yang sibuk mencari pasangan dansa untuk mereka.

Malam harinya di Common Room Slytherin, anak tahun keempat sampai ketujuh tengah berkumpul di sana.

"Apa kau sudah menemukan pasangan dansamu, Blaise?" Tanya Adrian.

"Aku mengincar salah satu gadis Ravenclaw. Kufikir jika ku ajak dia tidak akan menolak. " Ucap Blaise.

"Terlalu percaya diri, Blaise. Kau sudah sering ditolak oleh banyak wanita. " Ucap Adrian. Gelak tawa terdengar dari beberapa murid yang berada disana.

Lexa menuruni tangga, beberapa pasang mata menatapnya. Ia menuju pintu utama asrama hendak keluar.

"Kau mau kemana, Lexa? " Tanya Draco menghentikan langkah Lexa.

"Menemui Professor Snape. "

"Professor Snape? Mengapa? "

"Biasalah langganan detensi. " Ucap Pansy.

"Tidak. Aku hanya ingin menemuinya. " Ucap Lexa, Draco hendak menayakan hal lagi tetapi Lexa lebih dulu menghilang dari balik pintu. Semuanya menatap Lexa dengan tatapan bingung.

Lexa berdiri di depan pintu ruangan Snape, mengetuk beberapa kali dan akhirnya pemilik ruangan mempersilahkan masuk.

"Apa yang membawamu ke mari, Ms. Malfoy? " Tanya Snape yang tengah sibuk dengan ramuannya.

"Aku hanya ingin memintamu untuk menemaiku mengambil pesanan gaun dansa, Professor. Apa kau ada waktu? "

"Aku sedang sibuk. Pergilah bersama yang lain. " Ucap Snape tanpa mengalihkan pandangannya dari ramuannya.

"Ah sayang sekali, Professor. Padahal Daddy menyuruhmu untuk menemaniku. Kupikir Daddy kecewa padamu. "

Snape menggeram, "Apa kau tidak bisa sedikit saja tidak menyangkut pautkan apapun kepada Ayahmu?! Kau tahu? Aku memiliki kesibukan sendiri dan barangkali tidak bisa menemanimu. Maka mengertilah. "

"Kau penanggung jawabku di sini, Professor. Lalu aku harus meminta tolong dengan siapa selain dirimu? Kau tahu betul siapa diriku, Professor. " Ucap Lexa dengan santainya, ia berbaring di sofa kesayangan Snape dengan kaki yang tumpang tindih.

"Maka carilah teman! Agar kau tidak selalu merepotkan orang lain. " Sarkas Snape.

"Merepotkan ya? Ah keluargaku sudah banyak membantumu dengan sukarela tanpa ada kata 'merepotkan' sedikitpun. Kau tahu maksudku, Professor? "

Snape benar-benar diambang batas kesabaran, berhadapan dengan gadis ini sudah cukup membuat amarahnya mendidih. Jika tidak ada kata 'balas budi' mungkin saja ia tidak akan mau menuruti semua permintaan dari Malfoy Sr maupun Malfoy Jr.

Semuanya sudah terlanjur, keluarga Malfoy banyak berjasa dalam hidupnya. Ia sudah menganggap bahwa mereka adalah keluarga yang semestinya harus saling menjaga dan menyayangi satu sama lain.

"Well, aku akan menemanimu. "

Lexa bangkit dari sofa, "Benarkah? Baiklah, besok pagi aku akan ke sini lagi. Sampai jumpa, Professor. " Ucapnya sembari berlari menuju pintu keluar. Baru saja ia keluar namun ia kembali masuk hanya ingin mengucapkan.

INCREDIBLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang